Brussels (ANTARA) - Hampir 9.000 orang, menurut pihak kepolisian, berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di Brussels pada Minggu (21/1) yang menuntut langkah-langkah konkret dari Belgia untuk menetapkan gencatan senjata secepatnya di Gaza dan memastikan keadilan bagi rakyat Palestina.

Sebagai presiden Dewan Uni Eropa (EU) saat ini, Belgia diminta untuk memainkan peran sentral dalam mempromosikan solusi yang adil bagi konflik Israel-Palestina.

Pada Senin (22/1), Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa akan membahas situasi Timur Tengah di Brussels. Ke-27 menteri luar negeri EU akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, sebelum melakukan pembicaraan terpisah dengan diplomat tertinggi Otoritas Palestina, Riyad al-Maliki.
 
   Seorang tentara Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, pada 18 Januari 2024. (Xinhua/Gil Cohen Magen)


Mobilisasi pada Minggu itu diprakarsai oleh koalisi dari berbagai organisasi masyarakat sipil Belgia, termasuk sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) besar.

Pihak penyelenggara, yang mengadvokasi perdamaian, memperingatkan agar tidak mempromosikan kejahatan perang, serangan terhadap warga sipil, antisemitisme, atau rasisme

Menurut penyelenggara, dalam tiga bulan terakhir, lebih dari 24.000 warga Palestina, terutama wanita dan anak-anak, telah kehilangan nyawa mereka. Hampir 1,9 juta orang terpaksa mengungsi, dan sebagian besar infrastruktur sipil telah hancur total.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024