Transisi ekonomi dan energi hijau ini akan menyebabkan perubahan harga
Padang (ANTARA) - Pakar ekonomi dari Universitas Andalas Sumatera Barat (Sumbar) Prof Syafruddin Karimi mengingatkan pemerintah bahwa transisi ekonomi dan energi hijau dapat memicu inflasi yang cukup tinggi sehingga perlu langkah antisipasi yang tepat.

"Transisi ekonomi dan energi hijau ini akan menyebabkan perubahan harga. Kalau harga makin tinggi maka otomatis inflasi akan meningkat atau istilahnya green inflation," kata pakar ekonomi dari Universitas Andalas Prof Syafruddin Karimi di Padang, Senin.

Hal tersebut disampaikan Prof Karimi menanggapi debat calon wakil presiden (cawapres) pada Minggu (21/1) malam yang mengusung tema "Pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria dan masyarakat adat.

Ia mengatakan ketika pemerintah memutuskan beralih pada konsep ekonomi hijau atau energi ramah lingkungan, maka biaya yang digelontorkan akan jauh lebih besar. Otomatis hal itu berdampak pada peningkatan harga barang-barang yang dibutuhkan.

"Harga-harga pasti akan meningkat dan ini bisa menyebabkan inflasi," ujarnya.

Sebaliknya, transisi ekonomi hijau juga dapat menurunkan harga suatu barang. Jika hal itu terjadi, Prof Karimi menyakini akan banyak masyarakat yang mau beralih pada energi baru terbarukan misalnya kendaraan listrik.

Sayangnya implementasi ekonomi dan energi hijau di Tanah Air belum begitu merata. Sebagai contoh ketersediaan stasiun pengisian daya kendaraan listrik yang masih didominasi atau dibangun di banyak kota-kota besar.

Oleh karena itu, lulusan Florida State University tersebut mengingatkan pemerintah dalam upaya menuju ekonomi dan energi hijau tidak hanya membutuhkan finansial yang kuat namun pemerataan fasilitas yang merata juga harus diperhatikan.

"Tidak bisa kita pungkiri ketersediaan fasilitas energi hijau itu belum merata. Contohnya saja stasiun pengisian daya kendaraan listrik," ujarnya.

Baca juga: Mahfud sebut pertanyaan Gibran soal "greenflation" tak perlu dijawab

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024