Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menerima para pakar filologi yang tergabung dalam Tim Museum Literasi Syekh Nawawi Al-Bantani, di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, Rabu.

Pada kesempatan itu, tim yang dipimpin oleh Guru Besar Filologi Universitas Islam Negeri Jakarta Oman Fathurrahman, yang juga Penasihat Masyarakat Pernaskahan Nusantara, menyampaikan gagasan dibangunnya Museum Literasi Syekh Nawawi Al-Bantani di kawasan Universitas Syekh Nawawi Tanara, Banten.

“Jadi kami mengusulkan bahwa Universitas Syekh Nawawi Banten ini perlu memiliki distingsi (pembeda), perlu memiliki kekhasan yang membedakan dengan universitas-universitas yang sudah ada supaya kemanfaatannya lebih luas,” tutur Oman dalam siaran pers di Jakarta.

“Salah satu yang kita usulkan itu adalah dengan adanya museum. Mungkin namanya bisa nanti kita diskusikan, tapi semacam Museum Literasi Syekh Nawawi,” tambahnya.

Oman menyampaikan, nantinya museum akan mengusung tiga unsur penting yang akan menjadi ciri khas dari Universitas Syekh Nawawi Banten.

“Bukan hanya tentang Syekh Nawawi saja, tetapi ini dihubungkan dengan konteks besarnya yaitu Banten Islam, sejak abad ke-16 khususnya, dan juga tentang pelembagaan lembaga pendidikan Islam di Indonesia abad ke-19 yaitu pesantren," ujarnya.

Menurutnya, akan ada 3 lokus yang akan menjadi ciri yang mendukung ekosistem perguruan tinggi ini yaitu, tentang Syekh Nawawi, Banten Islam, dan tentang pesantren.

Oman berharap kehadiran museum literasi ini, dapat dirasakan manfaatnya oleh publik misalnya untuk mempelajari tentang sejarah, perkembangan, dan karya-karya Syekh Nawawi yang sejak dulu telah banyak menjadi referensi di seluruh dunia.

Untuk itu, ia dan tim akan merancang sebaik mungkin pembangunan dan pengoperasian museum nantinya, yang akan memanfaatkan perkembangan teknologi sebaik-baiknya.

“Ini konsepnya akan betul-betul disajikan, dikolaborasikan, dengan konteks kekinian. Kita akan memanfaatkan teknologi digital, kita akan memanfaatkan virtual reality, supaya museum bukan lagi sesuatu yang asing bagi publik, khususnya bagi generasi milenial. Tetapi sesuatu yang mengasyikkan. Kita bentuk ekosistemnya. Secara ekonomi juga bisa hidup di situ supaya kemanfaatannya itu juga lebih luas,” imbuh Oman.

Oman mengatakan bahwa Wapres menyampaikan respon baik atas rencana pembangunan museum itu.

Baca juga: Bupati Sidoarjo minta Wapres dukung infrastruktur KEK Industri Halal

Menurutnya, Wapres berharap pembangunan museum literasi ini dapat menjadi gerbang pembuka pengetahuan bagi generasi muda untuk mengetahui ajaran-ajaran Syekh Nawawi di bidang keislaman dan dalam pembentukan peradaban yang diharapkan dapat terus didalami dan diaplikasikan sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi ke depan.

“Alhamdulillah Pak Wapres merespon dengan sangat antusias. Yang awalnya mungkin tadinya itu rencananya museumnya akan kecil, tetapi beliau menyarankan kepada kita semuanya supaya lebih luas lagi, supaya memang terwujud cita-cita besarnya,” beber Oman.

Selain Oman Fathurrahman, hadir dalam kesempatan ini diantaranya Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang juga merupakan seorang sejarawan Banten Mufti Ali, serta jajaran Tim Museum Literasi Syekh Nawawi Al-Bantani di antaranya Siti Haniatunnisa, Muhammad Zainal Arifin, Jamhari, dan Fadli Husnurrahman.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi M. Nasir, dan Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas.

Baca juga: Wakil Presiden: Perguruan tinggi harus berorientasi pada masa depan
Baca juga: Wapres: Kecanggihan AI tak bisa ganti peran ulama terbitkan fatwa

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024