Depok (ANTARA) - Guru Besar Bidang Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Lili Legiawati, Sp. D.V.E, Subsp. D.K.E., membuat terobosan baru untuk mengatasi kebotakan dan kerontokan rambut dengan sel punca dan turunannya.

"Sel punca dan turunannya menjadi salah satu harapan yang menjanjikan di masa depan, untuk dimanfaatkan penggunaannya dalam mengatasi masalah kerontokan dan kebotakan rambut," kata Prof Lili Legiawati di Kampus UI Depok, Kamis.

Sel punca atau sel induk merupakan sel cikal bakal yang belum membelah. Sel punca memiliki potensi untuk berkembang menjadi sel dengan fungsi spesifik dan membentuk berbagai macam jaringan tubuh.

Baca juga: Teknologi Baru Mengubah Perawatan Kebotakan Dengan Menggunakan Jenggot dan Rambut Tubuh

Prof Lili menjelaskan karakteristik khas sel punca adalah dapat memperbarui dirinya sendiri dengan cara membelah secara ekstensif dengan tetap mempertahankan bentuk awalnya.

"Sel punca yang memiliki potensi regenerasi pada folikel rambut dapat diperoleh dari berbagai sumber, contohnya jaringan adiposa, sumsum tulang, atau folikel rambut pada area yang tidak terdampak gangguan kebotakan," ujarnya.

Terapi sel punca memiliki tiga mekanisme prospektif, salah satunya adalah tandur sel punca, medium terkondisikan sel punca (sekretom), dan aplikasi eksosom sel punca.

Beberapa penelitian di luar dan dalam negeri telah dilakukan untuk membandingkan berbagai penggunaan sel punca dan turunannya dengan plasebo atau pengobatan lainnya.

“Penelitian kami terkait penggunaan sekretom pada pengobatan kebotakan berpola (Alopesia androgenetik) di tahun 2021 dan 2023, mendapatkan hasil yang baik. Subjek yang mendapatkan terapi sekretom menunjukkan perbaikan pada jumlah, kepadatan, dan diameter rambut yang bermakna,” ujar Prof Lili.

Baca juga: Terapi sekretom bisa jadi pilihan mencegah kebotakan rambut

Lebih lanjut, ia mengatakan penggunaan cairan darah yang kaya trombosit untuk pengobatan kerontokan dan kebotakan rambut memberikan hasil yang baik juga.

Cairan darah yang kaya trombosit adalah sediaan yang berasal dari darah pasien atau orang lain (donor) mengandung trombosit dengan konsentrasi tinggi dan berbagai macam faktor pertumbuhan rambut, serta berbagai protein yang memiliki peranan penting untuk pertumbuhan rambut.

“Pada tahun 2022, kami melakukan penelitian untuk menguji penggunaan cairan darah kaya trombosit untuk pengobatan kebotakan berpola. Hasil penelitian terdapat perbaikan pada jumlah, kepadatan, dan diameter rambut yang bermakna,” katanya.

Ia menambahkan banyaknya penelitian sel punca dan turunannya di dalam dan luar negeri dengan hasil yang memuaskan, menunjukkan bahwa sel punca dan turunannya merupakan pilihan yang potensial dan dapat menjadi pengobatan yang menjanjikan di masa yang akan datang, khususnya untuk kelainan kerontokan dan kebotakan rambut, selain untuk pengobatan berbagai penyakit lainnya.

Baca juga: ERHA luncurkan "Hair Care Center" untuk atasi kebotakan rambut

Baca juga: Ahli kesehatan: Transplantasi bisa jadi opsi terapi kebotakan


Penelitian terkait dengan topik serupa juga telah dilakukan oleh Prof. Lili dan diterbitkan di berbagai jurnal nasional maupun internasional.

Beberapa di antaranya yang terbit pada 2023, berjudul Combination of adipose-derived stem cell conditioned media and minoxidil for hair regrowth in male androgenetic alopecia: A randomized, double blind clinical trial; Stem cells as a therapeutic choices in dermatological disorders.

Selain itu, Comparing Single-spin Versus Double- spin Platelet-rich Plasma (PRP) Centrifugation Methods on Thrombocyte Count and Clinical Improvement of Androgenetic Alopecia: A Preliminary, Randomized, Double-blind Clinical Trial.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024