Kelompok militan meninggalkan satu daerah hutan menuju hutan lain ketika kami menyergap dan menegur mereka. Seluruh lima militan tewas dalam tembak-menembak yang terjadi kemudian,"
Srinagar, India (ANTARA News) - Lima gerilyawan tewas dalam bentrokan dengan pasukan India di sebuah kawasan hutan di Kashmir utara, Jumat, yang menyulut protes anti-India oleh penduduk setempat, kata polisi.

Pasukan kepolisian dan militer memulai operasi bersama pada tengah malam di dekat hutan Najwan, 35 kilometer sebelah utara Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir yang dikuasai India.

"Kelompok militan meninggalkan satu daerah hutan menuju hutan lain ketika kami menyergap dan menegur mereka. Seluruh lima militan tewas dalam tembak-menembak yang terjadi kemudian," kata Inspektur Polisi Shahid Meraj kepada AFP.

Menurut perwira polisi itu, kelima militan tersebut datang dari wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan sekitar setahun lalu dan menjadi anggota Hizbul Mujahideen, kelompok militan terbesar Kashmir yang memerangi pasukan India di wilayah itu.

Selama dua bulan terakhir, pasukan India mengklaim membunuh 28 gerilyawan dalam sejumlah bentrokan di dekat kawasan hutan di Kashmir utara.

Ratusan warga berkumpul di daerah itu setelah kematian kelima militan tersebut Jumat dengan meneriakkan "Kami ingin kemerdekaan" setelah mayat militan-militan itu diserahkan kepada mereka untuk dimakamkan.

Dalam insiden terpisah pada Jumat malam, militer menyatakan menggagalkan upaya sejumlah militan menyusup dari seberang perbatasan di Akhnoor, 340 kilometer sebelah baratdaya Srinagar.

Menurut militer India, upaya militan menyusup ke wilayah Kashmir India musim panas ini meningkat dua kali lipat dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.

India dan Pakistan sama-sama mengklaim Kashmir, yang menjadi penyebab perang antara mereka sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1947.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan zona-zona Kashmir antara yang dikuasai India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

(M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013