Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi mengatakan peringatan Hari Gizi Nasional (GHN) ke-64 Tahun 2024 menjadi momentum yang baik dalam menggalang kepedulian dan komitmen bersama untuk pengendalian stunting di Indonesia.

"Hari Gizi Nasional tahun ini adalah momentum yang baik demi tercapainya target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 untuk percepatan penurunan stunting menjadi 14 persen," kata Maria Endang Sumiwi dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu 24,4 persen tahun 2021, kata Endang, tapi angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu berkisar 21,6 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.

Merespons hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan panduan pengendalian stunting yang disusun sebagai acuan penyelenggara di tingkat pusat dan daerah serta berbagai pihak yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan Peringatan HGN tahun ini.

Ia mengatakan stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronik yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan menurut usia yang berada di bawah minus 2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.

Baca juga: Kemenkes: Fase setelah kelahiran penting untuk mencegah stunting

Baca juga: Keragaman jenis MPASI pada anak 6-23 bulan baru mencapai 59,3 persen


"Upaya pencegahan stunting dimulai dari pemantauan pertumbuhan. Apabila ditemukan di Posyandu balita dengan berat badan yang tidak naik, maka harus segera diperiksa ke dokter di Puskesmas," katanya.

Balita yang tidak naik atau berat badan kurang dapat dicegah menjadi stunting dengan mengkonsumsi protein hewani yang cukup, kata Endang menambahkan.

"Hasil studi yang dilakukan oleh Headey et.al pada 2018 menyatakan adanya bukti kuat hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan, seperti daging, ikan, telur dan susu atau produk turunannya seperti keju, yoghurt, dan lainnya," katanya.

Penelitian juga menunjukkan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi pangan berasal dari hewani tunggal.

Ia berharap kegiatan peringatan HGN kali dapat mendorong seluruh pemangku kepentingan berperan aktif menggaungkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk anak usia 6--23 bulan yang kaya akan protein hewani dan pemantauan pertumbuhan anak setiap bulan.

"Apabila berat badan anak tidak naik maka segera periksa ke dokter di puskesmas," katanya.

HGN diperingati setiap tanggal 25 Januari 2024. Tema yang diangkat pada tahun 2024 untuk peringatan HGN adalah "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting".

Baca juga: Kemenkes kemukakan empat syarat pemberian MPASI sesuai rekomendasi WHO

Baca juga: Pakar ungkap penyebab protein nabati tak direkomendasikan untuk bayi

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024