Jakarta (ANTARA) - Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menegaskan Gereja Katolik tidak memihak pasangan capres-cawapres tertentu, meskipun petinggi gereja bertemu dengan beberapa capres-cawapres, termasuk Prabowo Subianto.

Kardinal Suharyo bersama Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia Mgr. Antonius Subianto Bunjamin (Uskup Bandung) menerima kedatangan Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia di Jakarta, Jumat.

“Jadi, dalam gereja Katolik, pilihan politik itu macam-macam. Kami pimpinan-pimpinan gereja tidak boleh berpihak karena tugas kami adalah mempersatukan. Nanti, kalau berpihak, fungsi pemersatu itu hilang. Kami akan mendukung siapa pun yang akan terpilih lewat proses yang memang sudah diatur oleh undang-undang,” kata Kardinal Suharyo saat jumpa pers selepas pertemuan dengan Prabowo di Jakarta, Jumat.

Uskup Agung Jakarta lanjut menjelaskan sikap pimpinan gereja itu harus sejalan dengan inspirasi iman. Berdasarkan inspirasi iman, Kardinal Suharyo menyampaikan umat Katolik berjuang hanya untuk tujuan yang satu, yaitu kebaikan bersama dan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia, meskipun cara dan jalan yang ditempuh berbeda.

“Tadi saya menyampaikan kepada Bapak Prabowo, kami sebagai bagian dari Gereja Katolik, bagian hierarki, wilayah kami adalah iman, tidak yang lain. Nah berdasarkan inspirasi iman itu mendorong seluruh umat Katolik untuk dalam fungsi dan peranan yang berbeda-beda berjuang untuk kebaikan bersama. Rumusannya tadi, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui pilihan-pilihan politik yang berbeda-beda,” kata Kardinal Suharyo.

Sementara itu, Prabowo dalam jumpa pers yang sama, dia menyampaikan secara langsung pencalonannya di Pemilu 2024 berikut tekad, visi dan misi, serta program-programnya untuk Indonesia bilamana dia dan Gibran terpilih di Pilpres 2024.

“Kami diberikan kesempatan menyampaikan itikad kami, niat kami, maju di pemilihan yang akan datang. Kami juga menyampaikan buku (berisi) visi misi kami,” kata Prabowo Subianto.

Capres Nomor Urut 2 itu juga menyebut dia mendapat wejangan dari Kardinal Suharyo.

“Kami komitmen pada kontestasi yang santun, yang damai, dan berkali-kali saya jelaskan, dan kembali saya jelaskan di depan KWI bahwa saya menganut keyakinan apapun yang terjadi yang paling penting adalah persatuan dan kerukunan di antara seluruh rakyat Indonesia terutama yang harus dipelopori, diberi contoh oleh para elite, para pemimpin-pemimpin Indonesia,” kata Prabowo Subianto.

Prabowo pada hari ke-60 kampanye Pilpres bertemu dengan Kardinal Suharyo dan pengurus KWI, kemudian dia juga menerima secara langsung dukungan dari kurang lebih 4.000 pengacara yang tergabung dalam Aliansi Advokat Indonesia mendukung Prabowo-Gibran di Jakarta.

KPU RI menetapkan masa kampanye berlangsung pada 28 November 2023 sampai dengan 10 Februari 2024. Sementara itu, pemungutan suara Pemilu 2024 berlangsung pada 14 Februari 2024.
Baca juga: Prabowo dan Konferensi Waligereja Indonesia sepakat pemilu harus rukun
Baca juga: Kardinal Suharyo tekankan persahabatan untuk lawan arus kebencian
Baca juga: Pelantikan Mgr Suharyo bukti Indonesia dipercaya Paus Fransiskus

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024