Banyuwangi, Jatim (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin) segera membangun pelabuhan laut swasta, yang dilengkapi dengan fasilitas instalasi karantina hewan (IKH) ruminansia di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

"Catatan kami ada sekitar 180.000 ekor sapi masuk Pulau Jawa dari luar negeri per tahunnya. Sementara saat ini, pemerintah hanya memiliki pelabuhan laut dengan fasilitas IKH ruminansia tempat sandar kapal sapi di Pelabuhan Cilacap, Jateng," kata Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean saat bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, sebagaimana dikutip dari keterangannya di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa pembangunan IKH ruminansia di pelabuhan sebagai bentuk mitigasi penyakit hewan pada saat proses pemasukan ke Indonesia.

Sedangkan pihak swasta, lanjut Sahat, boleh berpartisipasi membangun fasilitas tersebut karena tidak mungkin proses pembangunan nasional hanya dilakukan menggunakan dana APBN.

Dalam kunjungan kedinasannya itu, Sahat juga meninjau IKH sapi perah yang memiliki kapasitas produksi 12.000 ton per hari milik PT Rojokoyo yang telah teregister Barantin.

Sahat mengapresiasi pihak swasta yang mau berkontribusi pada pembangunan sarana dan prasarana sistem perkarantinaan yang sesuai dan mengikuti aturan regulasi sistem perkarantinaan Indonesia.

"Pembangunan nasional akan berjalan dengan cepat jika pemerintah dan swasta dapat melakukan kolaborasi yang baik sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku," katanya.

Sementara itu, Ipuk menyampaikan apresiasi kepada Barantin yang berencana membangun pelabuhan laut swasta di Banyuwangi.

"Pemerintah Kabupaten Banyuwangi siap mendukung pembangunan pelabuhan swasta sekaligus fasilitas IKH ruminansia yang dapat meningkatkan perekonomian nasional khususnya di Banyuwangi," katanya.

Baca juga: Program SMS Pisan tingkatkan produktivitas sapi di Banyuwangi
Baca juga: Permintaan daging sapi di pasar Banyuwangi meningkat dua kali lipat
Baca juga: Barantin dan Pelabuhan Tanjung Intan perkuat biosekuriti ternak impor

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024