Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama PT Pindad International Logistic meluncurkan ekosistem logistik hasil perikanan Zona II Penangkapan Ikan Terukur (PIT) koridor di Biak-Surabaya.
 
Pengelolaan berbasis ekosistem tersebut untuk mendekatkan rantai pasok hasil perikanan dari hulu ke hilir, khususnya dari pusat produksi ke pusat distribusi ikan.
 
"Zona II adalah salah satu zona yang memiliki sumber daya ikan yang tinggi, namun saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga melalui implementasi PIT berbasis kuota, sumberdaya ikan akan terjaga dan manfaat ekonomi akan terwujud secara lestari dan berkelanjutan, terutama bagi masyarakat lokal," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo sebagaimana dikutip dari siaran pers di Jakarta, Sabtu.
 
Pendekatan logistik untuk memastikan produk perikanan yang dikirim dilakukan secara tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan tepat lokasi, sehingga kegiatan akan berjalan lebih efektif dan biaya yang dikeluarkan akan lebih efisien.
 
Saat uji coba selama sebulan terakhir sebanyak 20 kapal yang sudah beroperasi di Zona II berhasil dipersingkat waktu yang semula 7-10 hari untuk sampai ke daerah penangkapan, kini hanya butuh 2 hari.
 
Efisiensi tersebut, lanjut dia, juga berhasil meningkatkan produktivitas kapal penangkapan ikan yang terlihat dari jumlah tangkapan selama sebulan yang mencapai 50 kontainer berukuran 20 feet sehingga produksi mencapai 750 ton.
 
Senada, Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Berny A Subki berharap pengembangan koridor Biak-Surabaya ini bermanfaat bagi perekonomian sektor kelautan perikanan di wilayah Indonesia timur.
 
Adapun estimasi potensi di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 717 untuk ikan pelagis kecil sebesar 135 ribu ton dengan Jumlah Tangkapan yang diBolehkan (JTB) 121,6 ribu ton dan ikan pelagis besar (selain tuna dan cakalang) sebesar 189 ribu ton dengan JTB 132 ribu ton.
 
"Satu data KKP tahun 2022 mencatat produksi perikanan tangkap di Kabupaten Biak Numfor sebesar 138 ribu ton. Jadi masih terdapat potensi pemanfaatan Sumber Daya Ikan di wilayah ini," katanya.
 
Sebagai informasi, model ekosistem yang dibangun KKP adalah penguatan dan harmonisasi tata kelola sistem logistik ikan yang efisien, mendukung penjaminan mutu serta ketertelusuran terhadap produk.

Baca juga: KKP siapkan 150 juta dolar AS luncurkan satelit tangkap ikan terukur
Baca juga: Trenggono akui aturan PIT belum dapat diimplementasikan pada 2024
Baca juga: Menteri Trenggono tegaskan aturan PIT memihak nelayan dan pelaku usaha
Baca juga: Jokowi yakin PT Pindad menjadi top industri pertahanan dunia pada 2025

 

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024