Pontianak (ANTARA) - Wilayah Kalimantan Barat merupakan beranda depan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia. Keberadaan sejumlah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di daerah ini telah mengubah wajah kawasan pinggiran menjadi  magnet bagi percepatan kemajuan ekonomi di wilayah perbatasan.  

Hadirnya PLBN di tiga kabupaten di Kalbar meliputi Sanggau, Sambas,  Kapuas Hulu, dan dijadwalkan dalam waktu dekat akan diresmikan  PLBN Jagoi Babang di Bengkayang, telah mewarnai geliat perekonomian kawasan perbatasan. 

Semua bangunan PLBN didesain modern tanpa meninggalkan identitas daerah. Infrastruktur pendukung  seperti pasar, sekolah, rumah ibadah, kantor pemerintah cukup tersedia.  Penataan lingkungan,  sistem layanan, bahkan penguatan sumber daya manusia (SDM)  menjadi perhatian serius pemerintah.

Selain untuk pelintasan orang baik dari maupun keluar Kalbar, PLBN juga menjadi pelintasan komoditas pertanian. Aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat di perbatasan semakin bergeliat, kendati sebelumnya pernah dianggap terbelakang.

Bahkan, PLBN juga menjadi pintu masuk wisatawan dari mancanegara ke Kalbar. Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kalbar pada Januari - November 2023, total sebanyak 63.782 orang.

Wisatawan masuk melalui PLBN Entikong di Kabupaten Sanggau sebanyak 29.825 orang, PLBN Aruk di Kabupaten Sambas 25.416 orang dan PLBN Badau di Kapuas Hulu 8.540 orang. Wisatawan tersebut didominasi dari Malaysia sebanyak 46.882 orang, selebihnya dari Singapura, Filipina, Brunei Darussalam dan negara lainnya.

Dengan masuknya wisatawan ke Kalbar mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat, terutama yang berkaitan dengan pariwisata seperti penginapan atau hotel, restoran, akomodasi, tempat wisata dan lainnya.

Sementara itu,  nilai ekspor Kalbar jika pada Januari - November 2022 sebesar 301,87 juta dolar AS, pada Januari - November 2023 meningkat menjadi 434,85 juta dolar AS. Pintu ekspor itu melalui  PLBN Aruk, Kabupaten Sambas, PLBN Badau di Kapuas Hulu dan PLBN Entikong di Sanggau. 
 
Sebagian besar komoditas ekspor Kalbar ke Malaysia berupa produk pertanian seperti lada, bungkil kelapa, durian, dan langsat, sementara hasil perikanan berupa ikan laut, cumi, dan ubur-ubur.

Perhatian serius pemerintah

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang juga Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Tito Karnavian saat melakukan kunjungan kerja ke Kalbar guna mengecek kesiapan peresmian PLBN Jagoi Babang di Bengkayang pada Rabu (13/12/2023), mengatakan bahwa pemerintah memberikan perhatian serius terhadap kawasan perbatasan di Tanah Air.

Hal itu disadari bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar. Pembangunan PLBN adalah hal penting dalam menjaga kedaulatan perbatasan, khususnya di jalur darat yang tidak memungkiri adanya jalur masuk terselubung atau dikenal dengan istilah "jalur tikus".

PLBN sebagai beranda negara karena PLBN merupakan lokasi terdepan yang berhadapan langsung dengan batas negara lain. PLBN  adalah beranda Indonesia. Karena itu, pemerintah serius membangun PLBN. 

BNPP saat ini telah mengoperasikan 13 PLBN di sejumlah kawasan perbatasan negara. Delapan PLBN sudah beroperasi penuh dan lima PLBN tinggal menunggu waktu peresmian.

Khusus di Provinsi Kalbar sendiri terdapat tiga PLBN dan satu yang masih menunggu untuk diresmikan. PLBN yang sudah beroperasi yakni PLBN Entikong di Kabupaten Sanggau. Ini merupakan PLBN pertama di Indonesia dan beroperasi pada 1 Oktober 1989, kemudian direnovasi dan diresmikan Presiden Jokowi pada Rabu (21/12/2016).

Selanjutnya, PLBN Badau di Kabupaten Kapuas Hulu diresmikan pada Kamis (16/3/2017) dan PLBN Aruk di Kabupaten Sambas diresmikan Presiden Jokowi pada Jumat (17/3/2017). Sedangkan untuk PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang sudah dibangun dan menunggu peresmian. 

Menyambut beroperasinya sejumlah PLBN tersebut Pemprov Kalbar yang pada 28 Januari 2024 memasuki usia ke-67 tahun, telah mengambil langkah konkret guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat  dengan meningkatkan ekspor melalui sejumlah PLBN.

Produk pertanian berupa tanaman perkebunan dan hortikultura serta perikanan dari Kalbar potensial untuk diekspor ke luar negeri. Untuk itu, harus tetap menjaga kualitas agar dapat bersaing di pasar internasional.

Penjabat Gubernur (Pj) Kalbar Harisson mengakui bahwa  PLBN dapat memperlancar lalu lintas barang dan orang di daerah perbatasan. Keberadaan  PLBN diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalbar. Kalbar harus terus berupaya agar produk lokal dapat lebih dikenal di pasar internasional.

Dengan adanya PLBN di Kalbar juga berdampak pada pertumbuhan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) setempat. Hal itu setidaknya telah dirasakan Edy, pelaku usaha bidang hortikultura berupa petai, pisang, jeruk dan buah naga yang melakukan aktivitas ekspor sejak 15 tahun silam melalui PLBN Aruk di Kabupaten Sambas.

Dengan adanya PLBN Aruk,  jalur ekspor menjadi dekat dan dengan biaya murah, sehingga produknya bisa bersaing. Selain itu,  permintaan kini juga semakin besar. Pelayanan di PLBN Aruk juga mudah dan cepat.

Kehadiran PLBN juga didukung  Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching, Sarawak, Malaysia. KJRI Kuching acapkali menggelar temu bisnis dan pameran produk UMKM baik di kawasan PLBN maupun di Kuching. Salah satu tujuannya mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan perbatasan.

Bahkan, akademisi Universitas Tanjungpura Pontianak, Firdaus SIP MSos, menilai setelah ada PLBN, kawasan perbatasan menjadi jauh lebih maju baik dari aspek ekonomi maupun sosial. Berdasarkan penelitiannya, di kawasan PLBN Aruk  misalnya, semakin terasa dan tampak pembangunan di sana.

Penelitian yang dilakukan Firdaus mengungkapkan bahwa berdasarkan sejumlah parameter, kondisi saat ini  lebih baik ketimbang sebelum ada PLBN  dan mengalami perkembangan signifikan. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah hendaknya terus memberikan perhatian serius terhadap potensi, peluang, dan tantangan yang dihadapi di kawasan perbatasan saat ini dan masa datang.

Percepatan pembangunan sosial, ekonomi, dan pendidikan, juga harus menjadi perhatian untuk majunya kawasan beranda negeri berdaulat. Dengan demikian,  PLBN yang berada di kawasan terdepan akan mampu menjadi kebanggaan serta membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

 

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2024