Teheran (ANTARA) - Setelah menerima surat kepercayaan pada Sabtu (27/1) dari duta besar baru Pakistan untuk Teheran, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan perbatasan antara kedua negara harus dilindungi dari ketidakamanan.

Muhammad Mudassir Tipu, utusan baru Pakistan tersebut, tiba di Teheran pada awal pekan ini setelah kedua negara sepakat untuk mengurangi ketegangan setelah serangan rudal pada awal bulan ini.

Perbatasan merupakan "peluang pertukaran ekonomi dan peningkatan keamanan dan harus dilindungi dari segala ketidakamanan," kata Raisi seperti dikutip oleh kantor berita negara, IRNA.

Dia mendesak "langkah efektif" untuk mengembangkan hubungan antara kedua negara.

Sebelumnya pada Sabtu, wakil kepala staf Raisi, Mohammad Jamshidi, dalam sebuah ungkapan di X mengatakan bahwa presiden Iran mengatakan kepada utusan baru tersebut bahwa "keamanan Pakistan adalah keamanan kita."

"Hubungan bersaudara kita berakar pada kesamaan peradaban dan agama. Amerikalah yang memperoleh keuntungan dari terorisme. Perbatasan kita adalah peluang, bukan ancaman," katanya mengutip presiden.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Tipu mengatakan dirinya datang ke Teheran dengan "harapan yang tulus dan baik" dari kepemimpinan Pakistan dan sudah waktunya untuk "membuka lembaran baru."

Duta besar Iran untuk Islamabad Reza Amiri Moqaddam juga melanjutkan tugasnya di Islamabad, kata Rasoul Mousavi, kepala departemen urusan Asia Selatan di Kementerian Luar Negeri Iran pada Jumat (26/1).

Pada awal bulan ini, hubungan antara Iran dan Pakistan hampir putus setelah Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) meluncurkan serangan rudal ke wilayah perbatasan Pakistan, mengklaim menargetkan pangkalan Jaish al-Adl, sebuah kelompok militan Iran.

Pakistan mengecam serangan tersebut dan melakukan aksi balasan dengan serangan rudal ke provinsi perbatasan Iran, Sistan-Baluchestan, yang diklaim ditujukan untuk menargetkan kelompok militan anti-Pakistan.

Dalam sebuah pernyataan gabungan, Iran dan Pakistan mengatakan pada Senin bahwa mereka sepakat untuk memulangkan duta besar mereka, yang sebelumnya dipanggil di tengah ketegangan.

Keputusan itu dilakukan melalui panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan Menteri Luar Negeri Pakistan Jalil Abbas Jilani. Amir-Abdollahian diperkirakan akan mengunjungi Islamabad pada 29 Januari atas undangan Jilani.

Baca juga: Serangan Iran langkah tidak produktif karena tingkatkan tensi kawasan
Baca juga: AS tak ingin melihat eskalasi kekerasan antara Iran dan Pakistan


Sumber: Anadolu

Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024