Saat ini harganya belum naik, maka perlu kita lakukan intervensi untuk mencegah hal itu terjadi
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk melakukan intervensi pasar dalam upaya untuk mencegah adanya kenaikan harga pangan yang tidak terkendali.

Wahyu, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin mengatakan bahwa intervensi pasar tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan akibat harga jagung yang mengalami kenaikan dan bisa berdampak terhadap komoditas telur dan daging ayam ras.

"Sejak awal Januari yang lalu, Mendagri sudah mengingatkan untuk mewaspadai kenaikan harga jagung. Sebab dikhawatirkan akan berpengaruh juga pada harga telur dan daging ayam," kata Wahyu usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi.

Wahyu menjelaskan, meskipun harga daging ayam dan telur saat ini berada di level aman, akan tetapi penting bagi TPID Kota Malang untuk memikirkan upaya mencegah harga agar tidak ada kenaikan harga komoditas tersebut hingga ke tingkat konsumen.

Menurutnya, dengan adanya upaya intervensi yang dilakukan TPID Kota Malang untuk mencegah kenaikan harga pakan ayam berupa jagung, diharapkan tidak ada kenaikan komoditas penting bagi masyarakat.

"Saat ini harganya belum naik, maka perlu kita lakukan intervensi untuk mencegah hal itu terjadi," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam menjaga laju tingkat inflasi, pihaknya berencana untuk melakukan sinergi dengan berbagai daerah lain yang memiliki surplus sejumlah komoditas surplus seperti Kabupaten Probolinggo yang surplus bawang dan Kabupaten Malang yang surplus cabai dan jagung.

"Rencananya, usulan ini akan disampaikan dalam High Level Meeting TPID Kota Malang guna pembahasan lebih lanjut terkait dengan realisasinya," katanya.

Sebagai informasi, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan diikuti jajaran Pemerintah Kota Malang, Mendagri Tito Karnavian memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terus berupaya dalam menjaga laju tingkat inflasi agar terkendali.

Saat ini tingkat inflasi nasional cukup terkendali, tercatat pada Desember 2023 inflasi sebesar 2,61 persen, Year on Year (YoY) turun dari inflasi November yang tercatat sebesar 2,86 persen.

Meski begitu sejumlah komoditas masih menjadi penyumbang kenaikan inflasi di sejumlah daerah, seperti misalnya beras, yang menjadi komoditas dengan kontribusi inflasi terbesar sebesar 0,53 persen YoY.

"Intinya yang paling utama adalah kita tetap bekerja untuk mengendalikan inflasi yang saat ini cukup terjaga dengan baik," kata Tito.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, inflasi Year on Year (YoY) dan kumulatif Kota Malang pada tercatat sebesar 2,56 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi yang sama di wilayah Jawa Timur dan Nasional yang masing-masing tercatat sebesar 2,92 persen dan 2,61 persen.

BPS Kota Malang mencatat sejumlah komoditas yang mendorong inflasi pada periode tersebut diantaranya adalah kenaikan harga beras mencapai 20,72 persen, cabai rawit 125,39 persen, rokok kretek filter 14 persen, biaya kontak rumah 2,74 persen dan angkutan udara 8,73 persen.

Sementara untuk komoditas yang menghambat inflasi antara lain adalah penurunan harga telur ayam ras sebesar 9,4 persen, bensin 0,91 persen, minyak goreng 4,28 persen, sabun cair 8,9 persen, bawang merah 6,61 persen dan daging sapi turun 1,64 persen.

Baca juga: Kenaikan harga tiket pesawat dorong inflasi Kota Malang
Baca juga: Pemkot Malang dan TPID antisipasi lonjakan inflasi saat akhir tahun


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024