Memang ini satu hal yang harus kita dukung untuk bisa meningkatkan kesejahteraan warga yang ada di sini.....
Klaten (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi perajin gerabah di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, untuk melihat produksi secara langsung dan menggali permasalahan yang dihadapi oleh para perajin.

"Memang ini satu hal yang harus kita dukung untuk bisa meningkatkan kesejahteraan warga yang ada di sini, karena ini sudah turun-temurun," kata Puan di sela kunjungan di Kabupaten Klaten,  Selasa.

Ia mengatakan produksi gerabah tersebut hingga saat ini masih dilakukan secara manual karena menjadi bagian dari kekhasan gerabah asal Klaten.

"Bagaimana kemudian yang khas bisa lebih bagus tapi tidak meninggalkan ciri kekhasannya tersebut," katanya.

Baca juga: DPR RI-BRIN latih peternak olah pakan ternak di Sorong

Disinggung mengenai keluhan produsen terkait bahan baku tanah liat yang diperkirakan akan habis dalam kurun waktu tujuh tahun mendatang, menurut dia akan dicari solusi bersama-sama.

"Itu sudah saya tanyakan, kami akan usaha bersama mencari solusinya. Tidak mungkin kemudian tidak dipikirkan dari sekarang, karena tujuh tahun tentu satu hal yang bukannya sebentar atau masih lama," katanya.

Ia mengatakan jika tujuh tahun mendatang tidak ada bahan baku untuk produsen gerabah maka akan menjadi masalah baru.

"Kami akan coba cari solusi seperti apa, tadi sudah bicara," katanya.

Salah satu perajin gerabah, Waris Hartono mengapresiasi kunjungan yang dilakukan oleh Puan Maharani.

"Alhamdulillah kami sangat berterima kasih. Kami sangat bangga berarti kami diperhatikan oleh pemerintah," katanya.

Baca juga: Ketua DPR berharap produksi pertanian melimpah dan petani sejahtera

Ia mengatakan memang sempat menyampaikan kekhawatiran para produsen gerabah terkait ketersediaan bahan baku tersebut. Oleh karena itu, ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah.

"Kami hanya matur, menceritakan bahwa kondisinya mulai menipis. Bahan baku tanah liat kan nggak bisa diperbarui. Makin digali kan makin habis," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024