Optimalisasi akan dilaksanakan di lima kabupaten Sumsel....
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) dan Universitas Sriwijaya (Unsri) melakukan penandatanganan nota kesepakatan (memorandum of understanding/MoU) untuk survei, investigasi, dan desain (SID) optimalisasi lahan rawa di wilayah ini pada tahun 2024.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono, di Palembang, Selasa, mengatakan pihaknya akan mengoptimalisasi lahan rawa di Sumsel seluas 98.400 hektare pada awal semester pertama tahun 2024 dengan total anggaran senilai Rp577,72 miliar.

Optimalisasi akan dilaksanakan di lima kabupaten Sumsel, yaitu Kabupaten Muara Enim seluas 2.400 hektare, Banyuasin 22.000 hektare, Ogan Ilir 4.000 hektare, Ogan Komering Ilir (OKI) 65.000 hektare, dan Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 5.000 hektare.

Ia menjelaskan optimalisasi lahan rawa itu merupakan program dari kementerian yang akan dilakukan pembuatan tanggul dan saluran, serta pemberian pompa air. Maka, artinya dalam pembangunan dan perbaikan tanggul dan saluran, serta pengadaan pompa air ini diperlukan SID.

"Setelah dilakukan SID yang produknya gambar teknis, perencanaan, dan pembiayaan. Maka dari itu, kami bekerja sama dengan Unsri sebagai pihak melakukan SID," ujarnya lagi.

Menurut dia, SID ini merupakan pekerjaan besar karena membutuhkan tenaga teknis yang terampil baik dari fakultas teknik maupun pertanian.

"Tenaga teknis yang terampil ini memang dibutuhkan, karena kaitannya dengan persawahan ini memang membutuhkan pompanisasi dan mekanisasi yang baik," ujarnya pula.

Ia mengatakan luas lahan sawah di Sumsel seluas 470 ribu hektare, akan tetapi 73 persen atau seluas 399 ribu merupakan lahan rawa yang terdiri dari dua jenis yakni pasang surut dan lebak. Maka, saat intensitas curah hujan tinggi, jenis lahan lebak memiliki potensi paling besar terendam banjir.

Oleh sebab itu, pembuatan tanggul melalui optimasi lahan juga diharapkan dapat membantu manajemen tata kelola air, sehingga saat terjadi banjir maupun air pasang cukup tinggi tidak merusak area persawahan.

“Mudah-mudahan dengan adanya optimasi bisa menanggulangi adanya dampak perubahan iklim,” kata Bambang.
Baca juga: Kementan pantau optimalisasi pemanfaatan alsintan di Sumsel
Baca juga: Kementan optimalkan lahan rawa di Sumsel tingkatkan produksi padi

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024