Jakarta (ANTARA) - DoubleVerify (DV) yang merupakan platform perangkat lunak untuk pengukuran, data, dan analitik media digital menilai bahwa Kawasan Asia Tenggara memiliki pondasi yang kuat untuk bersaing dengan kawasan lain dalam ekonomi digital.

"Kawasan Asia Tenggara siap menjadi wilayah dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia, didukung oleh digitalisasi dari negara seperti Filipina, yang berada pada posisi teratas dalam pertumbuhan industri ritel e-commerce," kata Managing Director, APAC, DoubleVerify, Conrad Tallariti di Jakarta, Selasa.

Meski memiliki potensi yang cukup positif pada tahun ini, dia menilai bahwa pengiklan harus tetap melindungi investasi mereka dengan melakukan verifikasi berkala terhadap semua saluran digital, agar tidak berisiko membuang-buang investasi mereka.

"Kualitas media harus menjadi dasar dari setiap kampanye periklanan, dan pemasar membutuhkan edukasi lebih tentang verifikasi," ujar dia.

Di dalam laporan tersebut, DV mengungkapkan sejumlah temuan menarik yang relevan dan bermanfaat bagi pelaku industri periklanan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia di dalamnya, guna meningkatkan performa periklanannya.

Temuan tersebut diantaranya adalah terdapat minat yang besar terhadap media sosial di seluruh wilayah Asia Pasifik. Bahkan 60 persen pengguna media sosial dunia terdapat di Kawasan tersebut dan negara-negara lain akan segera melihat bagaimana media sosial berkembang dari koneksi ke perdagangan.

Selain itu terdapat juga temuan yang menarik bahwa pemasar di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki sentimen positif terhadap pengukuran kualitas media, dengan 91 persen setuju bahwa hal tersebut penting untuk dilakukan untuk mendorong pemanfaatan saluran media yang sukses.

Di lain pihak, survei yang sama menunjukkan bahwa verifikasi iklan tidak dilakukan secara always-on oleh pemasar di Asia Pasifik. Hanya 1 di antara 3 pemasar yang menggunakan alat verifikasi secara ad-hoc

Survei juga menunjukkan bahwa sebagian besar pemasar gagal mengevaluasi keputusan pembelian media digital, dengan hanya 17 persen di antara mereka yang mengevaluasi efektivitas berdasarkan indikator penting seperti brand suitability, viewability, fraud, serta intended geography

Dalam kesempatan yang sama, Business Director, Indonesia, DoubleVerify Muhammad Arif Bijaksana menjelaskan bahwa Indonesia adalah pasar yang besar dengan segala bentuk potensi dan peluang bisnis digital yang besar.

Di tengah kondisi lanskap periklanan dan digital yang terus berkembang, pengeluaran nilai belanja iklan di Indonesia tercatat hingga mencapai nilai sekitar lebih dari Rp40 triliun di tahun ini, nilai belanja iklan digital di Indonesia diproyeksikan akan mencapai lebih dari Rp 48 triliun.

"Kondisi ini menjadi peluang besar bagi pemasar dan brand untuk dapat memaksimalkan performa kampanye periklanan mereka, demi menjangkau target yang lebih luas secara lebih efektif," ujar Arif

 

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024