Proyek ini merupakan salah satu proyek sanitasi inklusif terbesar di Indonesia yang didukung oleh ADB hingga saat ini,.....
Jakarta (ANTARA) - Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman senilai 419,6 juta dolar AS untuk Proyek Sanitasi Inklusif di Seluruh Kota (Citywide Inclusive Sanitation Project) di Indonesia.

Proyek tersebut bertujuan untuk membantu Indonesia memperluas akses terhadap layanan sanitasi yang tahan terhadap perubahan iklim, memadai, dan dikelola dengan aman di kota Mataram (NTB), Pontianak (Kalbar), dan Semarang (Jateng).

“Proyek ini merupakan salah satu proyek sanitasi inklusif terbesar di Indonesia yang didukung oleh ADB hingga saat ini, yang selaras dengan inisiatif komprehensif kami untuk mengatasi perubahan iklim,” kata Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga di Jakarta, Rabu.

Baca juga: ADB: Komitmen operasi untuk Indonesia capai Rp37,2 triliun pada 2023

ADB mencatat, meski sekitar 77 persen rumah tangga di Indonesia memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi dasar (seperti tangki septik), hanya 7 persen rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi yang dikelola dengan aman yang menjamin pembuangan limbah rumah tangga yang aman ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk diproses lebih lanjut.

Dengan demikian, proyek itu diharapkan dapat memperkuat sistem sanitasi bagi sekitar 2,5 juta orang di tiga kota tersebut.

Proyek dirancang berdasarkan prinsip sanitasi inklusif di seluruh kota, yang memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap layanan sanitasi yang ditangani secara tepat dengan mengintegrasikan sistem saluran air limbah dan non-saluran air limbah.

Proyek tersebut akan meningkatkan dan memperluas sistem sanitasi yang ada dengan membangun IPAL dengan kapasitas harian gabungan sebesar 57.000 meter kubik dan sekitar 200 kilometer jaringan saluran pembuangan.

Baca juga: BKKBN apresiasi perbaikan sanitasi di Jawa Tengah turunkan stunting

Langkah-langkah desain untuk memastikan ketahanan terhadap iklim dan bencana telah dimasukkan, seperti membangun struktur yang ditinggikan untuk melindungi IPAL dari banjir di masa depan, menerapkan sistem drainase di lokasi IPAL untuk mengelola volume air hujan, dan memasang pemecah ombak untuk memitigasi dampak air pasang dan banjir.

Selain itu, proyek tersebut akan memusatkan upaya untuk meningkatkan fasilitas pengelolaan lumpur tinja, memperkuat kerangka kerja peraturan, dan meningkatkan efisiensi operasional operator layanan sanitasi di berbagai bidang seperti tata kelola, digitalisasi, dan manajemen aset.

“ADB senang dapat terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memperluas akses terhadap layanan sanitasi yang lebih baik, yang merupakan kunci bagi penduduk yang sehat dan produktif,” ujar Jiro.

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024