Chicago (ANTARA) - General Motors Co. (GM) pada Selasa (30/1) mengalahkan ekspektasi kinerja pada 2023 berkat tingkat pasokan yang lebih baik dan peningkatan insentif.

Produsen otomotif yang berbasis di Detroit itu melaporkan pendapatan selama setahun penuh pada 2023 sebesar 171,8 miliar dolar AS (sekitar Rp2,71 kuadriliun), naik hampir 10 persen dari 156,7 miliar dolar AS yang diperolehnya pada 2022, sedangkan laba bersih tercatat sebesar 10,1 miliar dolar AS (sekitar Rp159,21 triliun), naik dari 9,9 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.

Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) GM yang disesuaikan untuk 2023 mencapai 12,4 miliar dolar AS. Angka tersebut berada dalam kisaran panduannya, yaitu 11,7 miliar hingga 12,7 miliar dolar AS.

Pada kuartal keempat 2023, GM meraup pendapatan sebesar 42,98 miliar dolar AS (sekitar Rp677,49 triliun), laba bersih sebesar 2,1 miliar dolar AS, dan EBIT yang disesuaikan sebesar 1,8 miliar dolar AS.

Pendapatan GM sebelum pajak di Amerika Utara mencapai 12,3 miliar dolar AS, turun dari 13 miliar dolar AS yang tercatat pada 2022. Sementara itu, pendapatan sebelum pajak dari GM International mencapai 1,2 miliar dolar AS, naik tipis dari 1,1 miliar dolar AS pada 2022.

Produsen mobil itu mengalami kerugian 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp17,34 triliun) selama aksi mogok yang ditargetkan berlangsung 46 hari oleh serikat pekerja otomotif United Auto Workers (UAW) pada 2023.

Di Amerika Serikat, General Motors menjual 2,6 juta kendaraan pada 2023, naik 14 persen dari 2022 dan menjadi tahun terbaiknya sejak 2019.

GM mendongkrak insentif sebesar 78 persen menjadi rata-rata 2.462 dolar AS (sekitar Rp38,81 juta) per kendaraan, menurut perhitungan Cox Automotive. Kendati demikian, insentif produsen mobil itu masih jauh di bawah tingkat prapandemi, yaitu 4.600 hingga 5.400 dolar AS per unit.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024