Nanjing (ANTARA) - Dijuluki sebagai ibu kota energi baru, Kota Changzhou di Provinsi Jiangsu, China timur, melaporkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) regional mencapai 1,01 triliun yuan (1 yuan = Rp2.200) atau sekitar 140,8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.796) pada 2023, naik 6,8 persen secara tahunan (year on year), ungkap departemen statistik setempat pada Selasa (30/1).

Berpopulasi sekitar lima juta jiwa, Changzhou menjadi kota di China dengan jumlah penduduk paling sedikit yang mencatat PDB regional senilai lebih dari satu triliun yuan, dan bersanding dengan Suzhou, Nanjing, Wuxi, dan Nantong sebagai kota kelima di Provinsi Jiangsu yang meraih pencapaian tersebut.

Sebagai pusat manufaktur di Delta Sungai Yangtze, kota itu menjadi magnet bagi para produsen baterai dan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) unggulan yang berkembang pesat, menyuntikkan momentum yang kuat ke dalam pertumbuhan ekonominya.

Nilai output industri energi baru di kota itu tercatat sekitar 768 miliar yuan pada tahun lalu, dan Changzhou menargetkan untuk meningkatkan nilai output tersebut menjadi lebih dari satu triliun yuan pada 2025 mendatang, menurut Chen Jinhu, ketua Partai di Changzhou. "Industri energi baru merupakan formula yang tepat bagi pembangunan Changzhou."

Data menunjukkan bahwa integritas rantai industri baterai daya di Changzhou mencapai 97 persen, menduduki peringkat teratas di China, dan nilai output-nya menyumbang 20 persen dari jumlah kapasitas produksi di negara tersebut.

Kota itu juga menyumbang 10 persen dari jumlah sel dan modul fotovoltaik buatan China. Pada 2023, Changzhou memproduksi lebih dari 700.000 NEV, menyumbang 70 persen dari jumlah NEV yang diproduksi di Jiangsu.

"Klaster industri energi baru Changzhou sangat berkembang dan sangat terpusat, sehingga menumbuhkan kapasitas energi yang kuat dan efisiensi produksi yang tinggi," ujar Zhang Yaojun, profesor dari Universitas Renmin China.

Banyak perusahaan energi baru yang didanai asing juga menetap di Changzhou dan memetik manfaat dari rantai industri setempat.

"Kami memilih Changzhou karena kami memerlukan sebuah lokasi yang memungkinkan kita dapat meningkatkan skala dengan cepat, dan Changzhou menawarkan kombinasi infrastruktur rantai pasokan yang unik," tutur Jorg Heinemann, CEO EnerVenue, pemasok baterai penyimpanan asal Amerika Serikat. "Kami ingin menjadi bagian besar dari visi energi baru Changzhou dan meningkatkan skala di sini dan bertumbuh sangat besar di lokasi ini."

Selain itu, kemajuan Changzhou merupakan simbol dari bagaimana China terus bergerak menuju transisi hijau. Para perwakilan kota itu diundang ke acara pendukung di Paviliun China dalam konferensi perubahan iklim COP28 pada tahun lalu.

"Bagi Changzhou, energi baru tidak hanya sekadar industri, dan partisipan serta penerima manfaat utama dari mendorong pembangunan hijau dan rendah karbon adalah masyarakat," kata Wang Xiaodong, seorang pejabat lokal, dalam acara tersebut. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024