Festival yang akan digelar mulai pukul 19.00 WIB tersebut, rencananya diikuti kontingen Sendratari Ramayana dari sembilan negara yaitu India, Kamboja, Myanmar, Singapura, Malaysia, Laos, Philipina, Thailan, dan tuan rumah Indonesia,"
Yogyakarta (ANTARA Newsntara) - Festival Ramayana Internasional yang akan digelar di panggung terbuka Sendratari Ramayana Candi Prambanan, Yogyakarta, 6--9 September, merupakan salah satu upaya membangun citra dan kecintaan terhadap seni budaya serta persahabatan antardunia seni.

Direktur Administrasi dan Keuangan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Hendro Hastjarjo di Yogyakarta, Kamis, mengatakan pergelaran Sendratari Ramayana versi negara-negara di Asia itu, juga sebagai upaya ikut melestarikan karya agung dan luhur kebudayaan.

Berkaitan dengan penyelenggaraan festival tersebut, ia yang mewakili dirut perseroan itu, mengatakan festival digelar atas kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

"Festival yang akan digelar mulai pukul 19.00 WIB tersebut, rencananya diikuti kontingen Sendratari Ramayana dari sembilan negara yaitu India, Kamboja, Myanmar, Singapura, Malaysia, Laos, Philipina, Thailan, dan tuan rumah Indonesia," katanya.

Sementara itu, mengenai Sendratari Ramayana di Candi Prambanan, menurut dia merupakan prestasi yang membanggakan bagi pentas tersebut, apalagi sendratari ini ditetapkan sebagai pemenang "Pata Gold Award Winner 2012: Preserve the Tradition Javansese Culture".

Sendratari Ramayana di Candi Prambanan dipentaskan pertama kali pada 28 Juli 1961 di panggung sebelah selatan Candi Prambanan.

Dalam perkembangannya, pada 1 Juli 1989 Presiden Soeharto waktu itu meresmikan selesainya pembangunan panggung utama, sekaligus pementasan Sendratari Ramayana dipindahkan ke panggung terbuka.

"Jadi, hal ini merupakan salah satu keunggulan Sendratari Ramayana Prambanan, karena relief cerita Epos Ramayana ada di candi itu. Keunggulan ini menjadikan Sendratari Ramayana sudah ditonton para tokoh nasional Indonesia dan internasional," katanya.

(H008/M008)

Pewarta: Heru Jarot
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013