Kita bisa menengok kembali sejarah bangsa melalui pameran foto dan berita tentang pemilu, dari tahun 1955-2009
Solo (ANTARA) - Monumen Pers Nasional Solo menggelar pameran foto dan kliping berita jelang Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang akan diperingati di Jakarta pada pertengahan bulan ini.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Usman Kansong pada pembukaan Festival Pers Nasional 2024 di Monumen Pers Nasional Surakarta, Jawa Tengah, Kamis mengatakan melalui pameran ini masyarakat dapat menengok kembali sejarah Bangsa Indonesia.

"Kita bisa menengok kembali sejarah bangsa melalui pameran foto dan berita tentang pemilu, dari tahun 1955-2009," katanya.

Ia mengatakan sayang jika foto pemilu dan kliping berita dari masa ke masa tersebut tidak diperlihatkan kepada masyarakat luas.

"Monumen Pers ini punya harta tak ternilai, yaitu koran-koran. Dari koran tahun 1800 sampai sekarang. Ini sayang sekali kalau kita tidak perlihatkan kepada masyarakat. Kalau peneliti memang banyak yang datang ke mari, tetapi masyarakat umum saya kira penting juga untuk melihat," katanya.

Baca juga: 120 foto PON koleksi ANTARA tersaji di Monumen Pers Solo

Menurut dia, banyak sejarah tentang pemilu yang perlu disampaikan kepada masyarakat, salah satunya demokrasi Indonesia yang pertama pada tahun 1955.

"Saat ini sekian puluh bahkan lebih dari 100 partai politik ikut serta, ada juga partai-partai daerah," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, pada saat itu masyarakat merayakan pemilu secara wajar dan tidak ada gesekan.

"Biasa saja dalam arti tidak gontok-gontokan, tidak ada macam-macam. Mungkin karena belum ada medsos juga waktu itu," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap melalui pameran foto dan berita kali ini bisa menjadi sarana belajar terutama bagi generasi muda terkait dinamika politik dan dinamika demokrasi di Indonesia.

"Karena pemilu adalah ukuran sebuah negara itu demokrasi atau tidak, walaupun para pakar itu banyak juga yang mengatakan pemilu itu demokrasi yang prosedural tetapi ada demokrasi yang substansif lagi. Ini mungkin bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua, betapa dinamisnya bangsa ini dan betapa bangsa ini dipersatukan oleh semangat persatuan yang sama," katanya.

Baca juga: Kominfo:Pancasila menjadi pedoman bangun manusia Indonesia
Baca juga: Pameran Foto Cerita "Sabuk dan Jalur Sutra" digelar di Jakarta

 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024