Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Manajemen dan Sumber Daya Richard R. Verma menyoroti pentingnya Kemitraan Strategis Komprehensif bagi peningkatan hubungan Indonesia dan AS di masa mendatang.

"Saya pikir ini adalah sesuatu yang sangat spesial, dan saya kira ini mewakili posisi penting kita dalam hubungan ini," kata Richard dalam acara "An Open Dialogue on the U.S. in the Indo-Pacific” di Jakarta, Kamis.

Richard mengatakan bahwa hubungan antara Indonesia dan AS telah berlangsung selama beberapa dekade dan memasuki tahun ke-75.

Hubungan kedua negara dibangun berdasarkan nilai-nilai bersama dalam hal demokrasi, inklusivitas, keberagaman, upaya bersama dalam penyelesaian perselisihan secara damai dan gagasan tentang perlunya hidup di dunia dengan damai.

"Jadi, kita bersama terikat oleh nilai-nilai bersama yang dimiliki kedua bangsa," kata dia.
Baca juga: Wisman AS ke Indonesia tempati peringkat ketujuh hingga November 2023

Hubungan kuat tersebut dapat dilihat dari banyaknya jumlah pelajar Indonesia di AS, dan dalam program pertukaran lain antara Indonesia dan AS.

Hubungan tersebut juga tercermin dari berbagai kerja sama yang telah dicapai antara Indonesia dan AS di berbagai bidang, lanjutnya.

Richard mencontohkan kuatnya hubungan kedua negara dalam bidang pertahanan yang tercermin dari pertemuan baru-baru ini antara menteri pertahanan kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri membahas perlunya memperdalam kerja sama di bidang pertahanan. Kemudian, Richard juga menyebutkan peran penting AS sebagai penyedia latihan dan pelatihan di bidang pertahanan.

"Kami juga akan melakukan lebih banyak hal lagi untuk meningkatkan kesadaran tentang maritim dan kesadaran tentang apa yang sedang terjadi di sekitar kita untuk membangun kemampuan dan memperdalam kemitraan," katanya.
Baca juga: KKP siapkan langkah hadapi tuduhan anti dumping di Amerika Serikat

Di bidang ekonomi, Richard mencatat nilai perdagangan dua arah antara Indonesia dan AS yang mencapai sekitar 47 miliar dolar AS (sekitar Rp739,8 triliun) pada tahun lalu.

Richard menilai angka perdagangan tersebut bisa jauh lebih tinggi lagi mengingat posisi AS sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ketiga dan Indonesia sebagai jumlah penduduk terbesar keempat.

"Terserah kita untuk membicarakan apa yang bisa kita lakukan dari sudut pandang perdagangan dan untuk menghilangkan hambatan lebih jauh lagi serta menciptakan lebih banyak lagi peluang ekonomi," ujar Richard.

Terkait perubahan iklim, kedua negara juga, kata dia, terus bekerja sama untuk mengekang peningkatan suhu yang lebih tinggi di seluruh dunia yang dapat menciptakan kehancuran pasokan, iklim dan energi bersih.

"Kita bisa mengembangkan (kerja sama tersebut) dan beradaptasi serta melihat ke mana kita perlu membawanya dari sana. Namun, itulah yang saya pikirkan tentang arti kemitraan strategis yang komprehensif," kata Richard.

Baca juga: Indonesia berharap resolusi Majelis Umum PBB soal Gaza sadarkan AS

Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024