“Kami Indonesia ini, memiliki sumber daya manusia yang besar sekali, yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Oleh karena itu kami ingin membangun sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang besar, sehingga bisa ikut bersaing di kancah dunia,”
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menerima audiensi Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Emirat Arab (PEA) Suhail Mohamed Al Mazrouei di Istana Wapres, Jakarta, Jumat.

Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, pada pertemuan tersebut kedua tokoh membahas berbagai upaya peningkatan kerja sama di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, investasi, hingga moderasi beragama.

Wapres menyampaikan apresiasi atas peningkatan kerja sama kedua negara dalam bidang pendidikan, terutama, terwujudnya pembangunan Mohamed Bin Zayed College for Future Studies di Yogyakarta yang telah dilakukan peletakan batu pertama pada 31 Januari 2024 lalu.

“Pencapaian ini sebagai wujud nyata kerja sama Mohamed Bin Zayed University for Humanities (MBZUH) dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta untuk mempromosikan semangat perdamaian dan kemanusiaan,” kata Wapres.

Wapres mengharapkan kerja sama tidak hanya terbatas pada lingkup universitas, tetapi juga merambah kalangan pesantren. Sehingga, pesantren yang jumlahnya ribuan di Indonesia dapat menjadi pusat-pusat peradaban baru ke depan.

“Kami Indonesia ini, memiliki sumber daya manusia yang besar sekali, yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Oleh karena itu kami ingin membangun sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang besar, sehingga bisa ikut bersaing di kancah dunia,” ujarnya.

Kemudian dalam bidang investasi, Wapres mengungkapkan apresiasinya atas peningkatan kerja sama investasi Indonesia-PEA, khususnya dalam sektor pertambangan.

Ia menyampaikan bahwa Indonesia memang kaya akan sumber daya alam, sehingga memerlukan investasi besar dan teknologi tinggi untuk mengolahnya.

“Sekali lagi saya menyampaikan terima kasih atas kerja sama terutama di bidang investasi pengolahan tambang-tambang, dan kita memang dianugerahi Allah SWT banyak tambang, ada tambang gas, minyak, nikel, lithium, dan berbagai tambang lainnya,” ujarnya.

Selain sektor pertambangan, pada kesempatan ini Wapres juga menyampaikan tingginya potensi pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Untuk itu, ia pun mengundang para investor PEA untuk tidak ragu berinvestasi pada sektor industri dan perbankan syariah di tanah air.

“Saya minta bantuan Yang Mulia untuk mendorong instansi teknis PEA memanfaatkan potensi industri halal dan pasar bank syariah di Indonesia,” pintanya.

Lebih jauh, Wapres dengan Menteri Energi dan Infrastruktur PEA juga sempat membahas masalah moderasi beragama dan perdamaian dunia.

Wapres menyampaikan bahwa Indonesia menyambut baik upaya Pemerintah PEA dalam mempromosikan semangat perdamaian dan kemanusiaan melalui Zayed Award for Human Fraternity, di mana tahun ini, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah terpilih sebagai penerima penghargaan tersebut.

“Harapan saya, prestasi ini menjadi corong untuk mempromosikan moderasi dan toleransi beragama yang menjadi prinsip kedua negara untuk membangun perdamaian dan persahabatan sesama umat manusia,” tutur Wapres.

“Insya Allah saya akan hadir mewakili Presiden untuk menyaksikan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menerima penghargaan yang sangat bergengsi ini (pekan depan di Abu Dhabi),” imbuhnya.

Tidak hanya itu, Wapres juga mengapresiasi PEA yang setiap tahun menggelar Abu Dhabi Peace Forum sebagai upaya menyamakan persepsi negara-negara dalam membangun perdamaian dunia.

“Kami melihat bahwa kerja sama ini bukan hanya dijaga tetapi juga harus ditingkatkan,” tegasnya.

Sejalan dengan Wapres, Menteri Energi dan Infrastruktur PEA Suhail Mohamed Al Mazrouei mengungkapkan bahwa Mohamed Bin Zayed College for Future Studies di Yogyakarta akan menjadi bagian penting untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Suhail juga menyampaikan bahwa berbagai kerja sama PEA dengan Indonesia khususnya dalam bidang investasi saat ini terus berjalan dengan baik.

“Investasi kami yang terkait dengan energi, khususnya energi baru terbarukan dan energi hijau, serta terkait industri halal terus berkembang. Kajian-kajian terus dilakukan untuk meningkatkan semua itu,” tuturnya.

Saat memberikan keterangan pers seusai pertemuan, Suhail menerangkan bahwa salah satu prioritas investasi PEA di Indonesia adalah pemenuhan kebutuhan pokok untuk menjaga ketahanan pangan, termasuk pengembangan produk makanan halal.

Selain itu menurut Suhail, prioritas investasi PEA di Indonesia juga masih menyasar pada aspek pemenuhan infrastruktur, termasuk juga melihat potensi investasi pada Ibu Kota Nusantara.



 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024