Jakarta (ANTARA) - Delegasi Indonesia membahas hal-hal yang harus diprioritaskan dalam tata kelola pemanfaatan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) di forum global yang diselenggarakan oleh AI Advisory Body, badan penasihat Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi tata kelola AI.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria dalam forum itu menyampaikan tiga aspek yang dibutuhkan dalam tata kelola AI, yakni keberlanjutan, tata kelola inovasi, dan optimalisasi pemanfaatan.

"Pemerintah Indonesia sangat serius terhadap perkembangan dan pemanfaatan AI. Hal ini sejalan dengan temuan AI Advisory Body mengenai masih adanya kekurangan dalam tata kelola AI secara global," kata Nezar sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Senin.

Ia menyampaikan pesan yang sama dalam sesi Ministers’ Closed Consultations on the Interim Report of the UNSG’s High Level Advisory Body on AI yang berlangsung di Brdo Congress Center, Slovenia, pada Minggu (4/2) waktu setempat.

Nezar mengemukakan pentingnya tata kelola AI untuk mendukung upaya mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan pada 2030, antara lain dalam upaya menjembatani kesenjangan digital dan pembangunan infrastruktur teknologi.

Menurut dia, Indonesia meminta Badan Penasehat AI dapat lebih intensif mencari lebih banyak perspektif dan minat global, khususnya dari negara-negara berkembang seperti negara-negara Selatan.

"Hal itu dimaksudkan sebagai sarana memungkinkan tata kelola AI internasional yang menyeimbangkan pengembangan dan penghargaan yang saat ini terkonsentrasi pada penggunaan AI di antara sejumlah kecil pelaku sektor swasta di sejumlah negara, seperti yang dinyatakan dalam laporan sementara," kata Nezar.

Baca juga: Kemenkominfo dorong dibuatnya regulasi komprehensif tentang AI

Berkenaan dengan optimalisasi pemanfaatan AI, delegasi Indonesia menyampaikan bahwa tata kelola AI global hendaknya dapat menjadi platform sumber daya bagi negara-negara berkembang.

"Orientasi tersebut guna mengidentifikasi dan mengatasi tantangan struktural yang ada, seperti mengakses teknologi baru dan teknologi yang sedang berkembang untuk menciptakan lingkungan yang inovatif," kata Nezar.

Ia menyampaikan perlunya memberdayakan negara-negara dalam forum kerja sama Selatan-Selatan menjadi mitra setara dalam upaya pengembangan teknologi.

Menurut dia, negara-negara berkembang yang selama ini hanya dianggap sebagai pasar atau pengguna teknologi harus diberdayakan melalui fasilitasi transfer pengetahuan dan teknologi.

Pemerintah Indonesia mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh AI Advisory Body dan siap berperan aktif dalam mendorong penggunaan AI yang inklusif dan bertanggung jawab secara global.

"Kami siap untuk berkontribusi secara aktif dalam pengembangan Tata Kelola AI Global, serta menyambut baik inisiatif untuk memajukan kerja sama,"  kata Nezar.

Forum Global ke-2 tentang etika AI yang diselenggarakan oleh Slovenia pada 5 dan 6 Februari 2024 mengangkat tema Mengubah Lanskap Tata Kelola AI

Baca juga:
Pengaturan komprehensif soal AI penting lindungi hak karya cipta media

Wamenkominfo tekankan pentingnya berpikir kritis hadapi hoaks dari AI

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024