Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membawa program penangkapan ikan terukur ke ajang international Indonesia Marine and Fisheries Business Forum (IMFBF) 2024. Program ini diyakini akan membuka peluang investasi dari hulu ke hilir.

Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Tb. Haeru Rahayu menjelaskan bahwa peluang investasi penangkapan ikan terukur sangat luas. Mulai dări industri penangkapan/pengangkutan ikan, pengolahan ikan hingga kegiatan ekspor produk perikanan.

“Penangkapan ikan terukur ini juga akan menyerap tenaga kerja di berbagai industri perikanan dan tidak menutup kemungkinan pengembangan wisata bahari,” ungkapnya saat menjadi panelis pada IMFBF 2024 di Jakarta, (5/2/2024).

Lebih lanjut Tb. Haeru menjelaskan implementasi penangkapan ikan terukur akan diterapkan pada 6 zona di wilayah pengelolaan perikanan (WPP) Negara Republik Indonesiaa, khususnya di dua lokasi percontohan dalam zona 3 penangkapan ikan terukur pada tahun 2024.

“Estimasi potensi multiplier effect pada zona 3 penangkapan ikan terukur akan menyerap 60.000 lebih tenaga kerja. Selain itu akan tumbuh juga industri lain seperti galangan kapal, unit pengolahan ikan, pabrik es, BBM hingga air bersih,” paparnya.

Untuk mendukung implementasi penangkapan ikan terukur, KKP juga menghadirkan modeling kampung nelayan modern (kalamo). Desa Samber-Binyeri, Papua menjadi lokasi yang telah diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada November 2023 dengan nilai pengembangan sebesar Rp22,1 miliar. Selanjutnya, pada tahun 2024 ini KKP akan melakukan pembangunan kalamo pada 10 lokasi di beberapa provinsi.

“Dengan adanya kalamo ini, kita harapkan pendapatan masyarakat akan meningkat dengan adanya perbaikan berbagai fasilitas, seperti dermaga, tempat pelelangan ikan, cold storage, pabrik es hingga sentra kuliner,” imbuhnya.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di kegiatan yang sama mengatakan IMFBF 2024 mempertemukan lebih dari 300 orang pelaku usaha dari dalam dan luar negeri, perwakilan negara sahabat hingga akademisi.

“Kita undang negara-negara sahabat karena kita harus menjadi bagian dari global supply chain. Kita hadirkan pula para investor, harapannya sebetulnya kita memberi pandangan kepada investor dalam negeri, dan di sisi lain kita membangun koneksi dengan negara-negara sahabat melalui duta besar tadi, sehingga nantinya kita bisa setara karena produk kita sangat dibutuhkan oleh mereka," pungkasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024