New York (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Perancis, Sabtu di New York, akhirnya berhasil merampungkan konsep resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah yang telah berlangsung hampir satu bulan terakhir. Isi utama dari konsep resolusi DK PBB tersebut menyerukan gencatan senjata sepenuhnya (full cessation) dari kedua belah pihak yang berperang, yaitu Israel dan kelompok Hizbullah, namun membolehkan Israel melakukan pembelaan diri jika diserang. Penggunaan bahasa yang termaktub dalam konsep resolusi DK PBB itu seakan-akan memberikan 'lampu hijau' kepada Israel yang tetap diperbolehkan menyerang wilayah Lebanon jika mendapat serangan dari pihak Hizbullah. Konsep resolusi DK PBB ini juga menyerukan, menurut seorang diplomat Perancis kepada harian New York Times, agar segera dibentuk wilayah penyangga (buffer zone) di perbatasan Lebanon-Israel, atau yang disebut dengan garis biru (Blue Line). Wilayah Blue Line ini akan dijaga oleh pasukan Lebanon dan pasukan PBB untuk Lebanon (UNIFIL). Pasukan PBB (UNIFIL) inilah yang akan memantau implementasi gencatan senjata antara pihak Hizbullah dan Israel. Setelah Israel dan Hizbullah menyetujui untuk mematuhi isi dari resolusi DK PBB tersebut, barulah DK PBB akan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke perbatasan Lebanon-Israel. Konsep resolusi tersebut baru akan dibahas sore ini (15.00 waktu New York) oleh ke-15 anggota Dewan Keamanan PBB di markas besar PBB di New York. Diperkirakan baru hari Selasa depan akan dilakukan pemungutan suara apakah resolusi ini akan diadopsi oleh PBB atau tidak. Sejak perang antara Israel dan Hizbullah dimulai, DK PBB telah banyak menuai kecaman akan lambatnya bertindak dalam mengakhiri konflik di wilayah tersebut. Keterlambatan DK PBB dalam mengambil tindakan itu tentu saja tak luput dari peran Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai sekutu terdekat Israel, yang senantiasa menentang niat baik PBB tersebut. Barulah setelah satu minggu lalu Perancis mendesak, konsep resolusi tersebut akhirnya dibuat oleh AS dan Perancis. Konsep itu akhirnya selesai setelah 750 warga Lebanon dan Israel terenggut nyawanya sejak 25 hari peperangan berlangsung. (*)

Copyright © ANTARA 2006