"Sikap, kritik dan seruan yang kami sampaikan mengenai situasi politik di Pemilu 2024, bukan sebagai simpatisan partai politik, namun untuk menyadarkan masyarakat,"
Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah Akademisi Lampung yang terdiri dari berbagai perguruan tinggi maupun swasta menyatakan sikap terhadap situasi perpolitikan tanah air.

"Sikap, kritik dan seruan yang kami sampaikan mengenai situasi politik di Pemilu 2024, bukan sebagai simpatisan partai politik, namun untuk menyadarkan masyarakat," kata Akademisi Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ari Darmastuti, di Bandarlampung, Rabu.

Menurutnya, situasi dan kondisi terakhir telah menunjukkan gejala pudarnya keteladanan dan perilaku politik yang tak memenuhi kaidah etika, sikap demokratis dan rasa keadilan.

"Oleh karena itu, kami menyampaikan keprihatinan atas pelanggaran etika yang dilakukan oleh penyelenggara negara," kata dia.

Menurutnya juga para akademisi menghimbau kepada semua masyarakat secara bersama-sama menjaga iklim demokrasi, kepentingan bersama, persatuan, kesatuan bangsa dan negara, di atas kepentingan individu, kelompok, dan golongan.

"Pelanggaran etika tidak hanya mencoreng citra penyelenggaraan negara yang bersih dan berwibawa, tetapi juga merugikan dan bahkan meruntuhkan hak fundamental warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu," kata dia.

Ia menyatakan bahwa pernyataan sikap pimpinan negara, yang dapat merusak prinsip demokrasi dan mengancam pondasi penyelenggaraan negara akan menimbulkan ketidakpercayaan mendalam dan kehilangan legitimasi dalam penyelenggaraan dan hasil pemilihan umum yang demokratis dan berkeadilan.

Guru Besar Ilmu Politik pertama di FISIP Unila itu pun meminta pejabat negara dan daerah serta penyelenggara negara dapat menjaga sikapnya dan tidak terjadi lagi perilaku yang nyata-nyata sebagai pelanggaran etika.

"Dengan demikian, diharapkan dapat mengembalikan dan memulihkan kepercayaan masyarakat pada pada proses demokrasi yang adil, jujur, dan bermartabat. Kami juga ingatkan Presiden Jokowi, menteri, kepala daerah, dan ASN serta kepala desa menjaga sikap dengan benar-benar," kata dia.

Sejumlah akademisi Lampung berasal dari Universitas Lampung, Universitas Tulang Bawang, Universitas Bandar Lampung, Universitas Saburai, Universitas Malahayati, Universitas Muhammadiyah Metro, dan Universitas Mitra Indonesia (UMITRA).

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024