Surabaya (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak, Surabaya, mengingatkan semua pihak terkait agar melakukan langkah antisipasi terhadap ancaman lumpur Lapindo Brantas Inc memasuki musim hujan mendatang, agar tidak menimbulkan masalah yang semakin besar. Staf Ahli Meteorologi dan Geofisika BMG Maritim Tanjung Perak, Surabaya, Eko Prasetyo, Senin, mengatakan BMG Maritim Tanjung Perak Surabaya memperkirakan musim hujan tahun ini akan mulai awal Nopember. Meskipun, ia mengakui pada awal musim penghujan curah hujan relatif tidak tinggi. Curah hujan cukup tinggi diperkirakan akan terjadi pada Desember 2006 - Januari 2007. Menurut dia, curah hujan pada periode 2000-2005 tertinggi dalam satu bulan mencapai 445 milimeter terjadi pada bulan Desember. Sedangkan curah hujan tertinggi dalam satu hari sebesar 142 milimeter terjadi pada bulan Januari. "Pada awal Nopember curah hujan belum seberapa. Namun yang perlu diwaspadai pada bulan Desember dan Januari," kata Eko Prasetyo. Eko mengatakan daerah luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo awalnya adalah daerah pertanian yang juga daerah resapan air hujan. Karena itu, jika tidak dicermati sejak saat ini maka banjir lumpur bisa mengancam kawasan Porong dan sekitarnya. Tim ahli BMG Maritim, katanya, siap memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah tersebut. Menanggapi isu yang berkembang di masyarakat mengenai penanganan lumpur Lapindo, Staf ahli BMG itu mengemukakan jika memilih membuang air hujan dan air yang bercampur lumpur ke Sungai Porong, perlu dikaji tentang sedimentasi yang terjadi di sepanjang muara Sungai Porong. Sebab, lanjutnya, bila tidak dicermati, maka akan jadi masalah baru terhadap aliran air Sungai Porong ke muara yang menuju laut. "Kita tidak menghendaki musibah banjir yang terjadi di Mojokerto akibat meluapnya air Sungai Brantas terjadi juga di Porong," ucapnya. Ia menilai, perlu antisipasi mulai sekarang untuk meninggikan tanggul sepanjang bantaran Sungai Porong menghadapi saat musim hujan, bukan hanya meninggikan tanggul di tol. Selain itu, seandainya lumpur dialirkan ke Sungai Porong, maka perlu dicermati waktu dan ketinggian pasang maksimum dan surut minimum air laut. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ketinggian lumpur bercampur air yang mencapai beberapa meter, merupakan tumpukan energi yang bisa mendorong tanggul-tanggul yang ada saat ini jebol dan memakan korban. (*)

Copyright © ANTARA 2006