Kalau memang pemilihan presiden harus dua putaran kita lihat nanti
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Sjarifuddin Hasan mengharapkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 berlangsung satu putaran, karena akan membuat rakyat Indonesia lebih tenang, bisa cepat mengetahui siapa yang menjadi presiden dan wakil presiden RI periode 2024-2029.

"Kita harapkan dengan satu putaran ini maka Pilpres bisa lebih cepat selesai sehingga rakyat tidak perlu lagi datang ke TPS, selain itu, bisa menghemat biaya pemilu," kata Sjarifuddin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Menurut Syarief (sapaan akrab Sjarifuddin), apabila Pilpres 2024 berlangsung satu putaran dan sudah diketahui pemenangnya, maka suasana dalam negeri menjadi tenang, pemerintah bisa menjalankan program-program kerjanya, dan masyarakat tidak perlu ke TPS lagi untuk mencoblos.

Selain itu, lanjut dia, pilpres satu putaran bisa menghemat biaya sekitar Rp17 triliun, di mana biaya tersebut bisa dialihkan untuk program menyejahterakan rakyat.

Terkait ada pihak yang mengatakan jika pilpres berlangsung satu putaran maka ditengarai terjadi kecurangan dan penyalahgunaan kekuasaan. Syarief menyebut, kecurangan tidak akan terjadi karena adanya transparan dalam pelaksanaan pemilu.

Baca juga: TKN optimistis Prabowo-Gibran menang Pilpres satu putaran

Baca juga: Timnas AMIN nilai narasi pilpres satu putaran tidak perlu digaungkan

Baca juga: Yenny Wahid optimistis Ganjar-Mahfud menang satu putaran


"Kita bisa melihat adanya transparansi dalam pelaksanaan Pemilu. Karena itu, kita bisa melihat apakah Pemilu berlangsung dengan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil," ucapnya

Namun, lanjut mantan Menteri Koperasi ini, jika pemilihan presiden pada kenyataannya terjadi dua putaran, maka setiap kontestan harus siap untuk menghadapi dua putaran.

"Sebaiknya jangan berandai-andai. Tapi, kalau pemilihan presiden terjadi dua putaran, kita lihat saja nanti. Kalau memang pemilihan presiden harus dua putaran kita lihat nanti," ujarnya.

Syarief menambahkan, pihaknya sedang mencermati survei-survei di tingkat nasional maupun di daerah pemilihan. Sebab, dari survei-survei itu bisa diprediksi perolehan suara dan perolehan kursi partai politik.

Beberapa lembaga survei menyebutkan adanya potensi peluang satu putaran untuk pemilihan presiden. Dari beberapa survei pemilihan presiden yang diselenggarakan lembaga survei seperti Indikator, LSI Denny J.A, dan Poltracking.

Beberapa lembaga survei ini menyebutkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sudah melampaui angka 50 persen plus satu. Karena itu, peluang untuk terjadinya pemilihan presiden satu putaran semakin terbuka.

Syarief mengakui dari berbagai survei yang dilakukan memang elektabilitas pasangan nomor urut 2 Prabowo–Gibran cenderung naik terus.

"Angka elektabilitasnya semakin bagus. Sudah tembus 50 persen. Kalau sudah tembus 50 persen, maka peluang terjadinya Pilpres satu putaran semakin terbuka dan menguat," tuturnya.

Selain itu, dari beberapa survei nasional, perolehan suara Partai Demokrat cukup baik sekitar 7,5 persen. Artinya, kata dia, suara partai ini akan memengaruhi perolehan kursi di DPR.

"Dengan gambaran survei nasional itu, maka bisa diperkirakan pula perolehan kursi di tingkat daerah pemilihan. Mudah-mudahan kita mendapatkan perolehan kursi yang banyak, termasuk juga di daerah pemilihan," kata anggota DPR dari daerah pemilihan Kabupaten Cianjur dan kota Bogor ini.

Dalam rangkaian kegiatan di daerah pemilihan, Syarief menggelar pengecekan dan pengobatan gratis di kampung Tajur Halang, desa Sindangkala, kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur. Kepada masyarakat yang mengikuti pengecekan dan pengobatan gratis, dia mengingatkan untuk melakukan pengecekan kesehatan secara rutin.

"Lebih baik melakukan tindakan pencegahan daripada mengobati. Kalau sudah terkena penyakit, diperlukan pengeluaran untuk pengobatan. Bahkan, karena besarnya biaya pengobatan malah bisa membuat keluarga menjadi miskin," ujar Syarief.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024