Alhamdulillah sejauh ini kondisi kebangsaan masih kondusif
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak masyarakat, para kontestan Pemilu 2024 dan semua pihak terkait untuk bersama-sama menjaga situasi kondusif di masa tenang seiring berakhirnya masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Mari kita jaga agar selama masa tenang, pencoblosan hingga selesainya rekapitulasi suara dan penetapan pemenang, kondisi kebangsaan masih dalam keadaan kondusif," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Imbauan ini disampaikan Bamsoet dalam kunjungan hari ke-24 di Dapil-7 Jawa Tengah usai silaturahim ke rumah berbagai tokoh di Kabupaten Purbalingga siang tadi.

Bamsoet memaparkan, ketiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden melaksanakan kampanye akbar terbuka di beberapa tempat berbeda. Anies-Muhaimin di Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta, Prabowo-Gibran di Gelora Bung Karno (GBK), sedangkan Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburgm, Solo dan di Lapangan Pancasila, Semarang.

"Alhamdulillah sejauh ini kondisi kebangsaan masih kondusif," ucapnya.

Berakhirnya masa kampanye ini, Bamsoet mengajak para kontestan politik dan pendukungnya mulai dari capres-cawapres, caleg DPR RI, DPRD provinsi, kabupaten, kota dan DPD RI untuk mengakhiri kampanye terbuka dengan tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kedamaian.

Baca juga: Mahfud Md harapkan masa tenang digunakan kontemplasi tentukan pilihan

Baca juga: Muhaimin imbau relawan untuk lebih banyak doa selama masa tenang

Baca juga: Ganjar sebut akan temui relawan di masa tenang kampanye


Ia mengingatkan, berakhirnya masa kampanye, maka pesta demokrasi memasuki minggu tenang dari tanggal 11-13 Februari, dengan kondusif sehingga warga bisa menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari mendatang dengan aman dan nyaman.

Ketua DPR RI ke-20 itu menyebut, besok sudah saatnya para kontestan politik untuk cooling down, setelah beberapa bulan berkutat dalam kampanye untuk menjelaskan visi, misi, program kerja dan berbagai halnya kepada masyarakat.

Bamsoet juga berpesan agar masyarakat cerdas memilih, jangan memilih pemimpin hanya karena uang Rp50 ribu atau Rp100 ribu, menjual masa depan bangsa. Pilihan masyarakat menentukan masa depan bangsa, untuk menyelamatkan demokrasi pancasila.

"Dengan menjadi pemilih cerdas, kita bisa menyelamatkan demokrasi Pancasila agar tidak terjebak dalam demokrasi angka-angka yang menjurus kepada demokrasi komersialisasi dan kapitalisasi, dan berujung kepada oligarki," tutur Bamsoet.

Mantan Ketua Komisi III itu juga mengingatkan jajaran TNI-Polri untuk tetap waspada. Karena dibalik harapan dan upaya mewujudkan Pemilu 2024 yang damai, berbagai potensi upaya mengganggu proses pesta demokrasi masih tetap ada. Khususnya terkait ancaman terorisme.

Hal ini, kata dia, berkaca dari Pemilu 2019, terdapat enam aksi serangan teror. Oleh karena itu, peristiwa seruan tidak boleh terjadi pada Pemilu 2024.

Bamsoet menambahkan, kondisi pemilu semakin membuat teroris mudah memiliki celah dalam melancarkan aksinya. Seperti di Pemilu 2019, masyarakat terbelah dengan terminologi cebong, kampret dan kadrun, tidak boleh terjadi lagi di Pemilu 2024.

"Sejarah membuktikan, karena kuatnya ikatan kebangsaan, hingga hari ini Indonesia masih tegak berdiri. Namun kita juga tidak boleh terlena, karenanya kewaspadaan harus tetap dikedepankan," ujar Bamsoet.

Sementara itu, dalam kunjungan hari ke-24 di Dapil-7 Jawa Tengah, Bamsoet silaturahim ke sejumlah tokoh di Kabupaten Purbalingga, yakni Wakil Bupati Kabupaten Purbalingga Sudono, serta keluarga besar Widji Laksono (putera almarhum Soetarto yang merupakan mantan Wakil Bupati Purbalingga dan mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga) serta Keluarga Sambas Purbalingga.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024