Denpasar (ANTARA) - Rektor Universitas Udayana (Unud) Bali, Prof Ir Ngakan Putu Gede Suardana mengajak masyarakat menggunakan hak pilih pada Pemilu 2024 karena suara rakyat menentukan masa depan bangsa dan negara Indonesia.

"Gunakan hak suara dengan bijak demi NKRI ke depan," kata Rektor Ngakan Putu Gede di Denpasar, Minggu.

Dia menekankan bahwa melalui Pemilu, masyarakat dapat menjaga prinsip-prinsip demokrasi yang mendasari kehidupan berbangsa.

Pihaknya pun mendukung penuh proses demokrasi sebagai bentuk komitmen terhadap pembentukan generasi penerus yang berintegritas dan berdedikasi pada nilai-nilai kebangsaan.

Ngakan Putu Suardana juga mengajak masyarakat untuk saling menghargai perbedaan pandangan sebagai bagian demokrasi.

"Kami juga menghormati dinamika politik sebagai bagian dari demokrasi. Masyarakat memiliki hak konstitusional dalam menentukan sikap dan pilihan masing-masing. Begitu juga akademisi adalah bagian dari masyarakat sipil yang memiliki peran untuk ikut serta menjaga demokrasi, sehingga pendapat dan suaranya harus dihormati," ucapnya.

Di sisi lain, ia juga menekankan pentingnya partisipasi civitas akademika di lingkungan kampus itu dalam proses demokrasi.

Untuk itu, ia mengajak lingkungan kampus dan mengajak masyarakat yang memiliki hak pilih untuk tidak menjadi golongan putih (golput) namun datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyalurkan hak pilih pada 14 Februari.

​​​​​​"Kami ajak melaksanakan pemilu secara damai, memupuk toleransi, serta menghargai perbedaan pandangan demi terciptanya suasana pesta demokrasi yang kondusif," ucapnya.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali menetapkan 3.269.516 orang dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 di Pulau Dewata.

Lebih dari tiga juta pemilih itu terbagi berdasarkan jenis kelamin laki-laki 1.617.276 orang dan perempuan 1.652.240 orang.

KPU Bali mencatat ada 12.809 tempat pemungutan suara yang tersebar di sembilan kabupaten/kota, 57 kecamatan, 716 desa/kelurahan.


KPU Bali menargetkan 83 persen partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 tanpa sengketa di Mahkamah Konstitusi.

Pada Pemilu 2019, KPU Bali menargetkan 80 persen partisipasi pemilih namun yang menggunakan ternyata 82,4 persen.

Baca juga: KPU-Kemenkominfo imbau seluruh pihak jaga kedamaian pada masa tenang
Baca juga: Delapan poin pernyataan sikap APTISI jelang Pemilu 2024

 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024