Juga pada laga antara Pacific Caesar Surabaya melawan Borneo Hornbills di pekan keempat yang merupakan laga kemenangan perdana bagi tim asal Jawa Timur tersebut.

Pada laga itu, dua pemain lokal Pacific Muhammad Ariezky dan sang kapten Gregorio Wibowo mencetak dua digit poin. Sebelumnya, pelatih Pacific menekan para pemain lokal untuk meningkatkan performa lantaran selalu kalah sebanyak lima kali berturut-turut.

Namun seringnya, para pemain asinglah yang menjadi mesin poin utama pada setiap tim. Hal itu terbukti dari statistik poin per gim yang diisi oleh pemain asing seluruhnya pada daftar peringkat lima teratas.

Para pemain lokal memang benar-benar harus meningkatkan permainan bola basketnya agar laga-laga IBL tidak melulu menjadi pertunjukan para pemain asing. Kerja keras para pemain lokal dibutuhkan untuk dapat menit bermain lebih.

Pebasket Bima Perkasa Jogja Feliciano Perez (kanan) berusaha memasukkan bola yang dihadang pebasket Dewa United Banten Lester Prosper (kiri) saat pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2024 di GOR Pancasila UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (20/1/2024). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/nz (Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah)
Baca juga: Satria Muda bertumpu pada pemain lokal di kompetisi IBL

Apalagi, Timnas Bola Basket Indonesia saat ini masih berharap pada para pemain lokal yang berkompetisi di IBL untuk membawa bendera Merah Putih di kancah internasional.

Jika hanya sedikit pebasket nasional yang mendapatkan menit bermain yang cukup selama kompetisi, semakin sedikit pula pilihan punggawa Timnas untuk memperjuangkan nama Indonesia di ajang olahraga level Asia Tenggara dan Asia.

Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) saat ini memang memfokuskan pelatihan pebasket muda untuk dipersiapkan menjadi punggawa timnas di masa depan. Namun itu adalah proyek jangka panjang. Untuk jangka pendek, Indonesia masih mengandalkan para pemain IBL untuk berkompetisi.

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024