"Bumbu-bumbu yang digunakan berasal dari Indonesia dan juru masaknya pun harus orang Indonesia," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Akhmad Jauhari di Madinah, Senin.
Media Center Haji Madinah melaporkan, setiap hari tim katering Daker Madinah yang terdiri atas ahli gizi dari Kementerian Kesehatan dan chef dari Indonesia melakukan pemeriksaan.
Mereka memeriksa kebersihan dapur serta bahan baku dan menguji masakan yang akan disajikan apakah sudah memenuhi standar gizi dan bercitarasa Indonesia.
Selama di Madinah, setiap jamaah haji Indonesia mendapat jatah makan dua kali siang dan malam serta sarapan berupa roti dan biskuit yang didistribusikan malam hari. "Mengapa roti dan biskuit itu dibagikan malam hari? Itu untuk memudahkan jamaah yang akan beraktivitas ke masjid pagi hari sudah tersedia makanan untuk mengganjal perutnya," kata Jauhari.
Contoh menu makanan bagi jamaah untuk hari Senin adalah roti, wafer dan paket kopi untuk sarapan dengan nasi putih, ayam goreng tepung, tumis buncis dan daging, sambal sachet, pisang dan air mineral untuk makan siang.
Makan malamnya, nasi putih, ikan fillet bumbu pesmol, oseng-oseng campur, sambal sachet, pisang dan air mineral.
Terdapat 12 perusahaan katering yang melayani jamaah haji Indonesia di Madinah, di antaranya adalah united Catering, Betawi Catering dan Saudi Ration Catering.
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013