Bandarlampung (ANTARA) -
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung meminta seluruh elemen masyarakat agar menjaga persaudaraan antarsesama meskipun berbeda pilihan pasangan calon presiden dan wakil presiden pada pemilu 2024

"Jadi menjelang pemungutan suara diharapkan kepada masyarakat Lampung khususnya dan Indonesia pada umumnya tetap menjaga suasana kondusif dan hubungan baik dengan orang terdekat serta antarsesama," kata Ketua MUI Lampung Prof. Moh Mukri, di Bandarlampung, Provinsi Lampung, Senin.

Baca juga: Waketum MUI minta pemangku kepentingan berjiwa kesatria saat pemilu
Baca juga: MUI: Isra Mikraj momentum ajarkan saling menghargai terhadap sesama


Menurut dia, sekalipun masyarakat berbeda pilihan politiknya, tetap harus menjaga harmonisasi hubungan satu sama lan, dan jangan sampai hal itu memecah belah persaudaraan antaranak bangsa.

"Sekalipun beda pilihan politik, kami harap tetap jaga hubungan baik karena bangsa Indonesia memang memiliki gen plural. Kita bisa bersatu jadi Indonedsa karena Bhinneka Tunggal Ika," ujar Prf. Mukri.

Sehingga, Prof. Mukri pun berpesan kepada masyarakat untuk tidak berlebihan dalam mendukung serta mencintai salah satu pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden, begitu pula sebaliknya.

"Boleh tidak suka salah satu paslon, tapi tidak berlebihan, boleh juga mencintai dan mendukung tapi tidak juga berlebihan. Sebab siapa pun nanti yang terpilih, itulah yang akan menjadi pemimpin kita semua bangsa Indonesia," kata dia.

Baca juga: Waketum MUI: Kritik hal yang biasa dan menyehatkan demokrasi

Mukri juga menghimbau agar dalam masa tenang dan menjelang pemungutan suara, semua pihak dapat menjaga suasana kondusif dan stabilitas negara, sehingga semua dapat berjalan dengan aman dan damai.

"Kami harap di masa tenang ini tidak muncul kegaduhan, sehingga bangsa ini bisa melewati masa-masa seperti ini dengan damai, tidak ada kegaduhan dan ini akan menjadi bagian dari proses pembelajaran pendewasaan bangsa," kata dia.

Ketua MUI Lampung itu pun mengajak seluruh masyarakat untuk tidak golput (golongan putih) dan berharap agar berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyalurkan hak pilihnya.

"Saya juga mengajak masyarakat jangan golput karena bisa bahaya sekali. Sebab kalau golput nanti orang baik yang seharusnya bisa terpilih presiden dan DPR, tetapi tidak jadi. Dan sebaliknya, orang yang niatnya tidak baik malah yang jadi pemimpin," kata dia.

Baca juga: MUI Depok imbau penyelenggara dan warga jaga pemilu jurdil dan sejuk
 

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024