Saat ini memasuki tahapan penting menuju internasionalisasi. Bagaimana meningkatkan daya saing internasional.
Malang (ANTARA) - Setelah terpilih secara aklamasi, Prof Dr Nazaruddin Malik ditetapkan sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan akan menakhodai kampus itu selama empat tahun ke depan (2024-2028).

Pengangkatan Prof Nazaruddin Malik sebagai Rektor UMM periode 2024-2028 tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor 7/KEP/I.0/2024 yang ditandatangani Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti.

"Saya berharap rektor yang baru terus berinovasi agar UMM bisa tetap di atas, seperti center of excellence (CoE) yang dirintis oleh rektor sebelumnya," kata Prof Dr Haedar Nashir dalam sambutan pelantikan Prof Dr Nazaruddin Malik sebagai Rektor UMM masa bakti 2024-2028 di aula BAU kampus setempat, Senin.

Haedar menyebutkan program-program internasional serta kerja sama baru bisa menjadikan UMM masuk level world class university,

Baca juga: Mahasiswa UMM sulap limbah kaset CD jadi panel surya

Baca juga: Mahasiswa CoE UMM ciptakan pembersih lantai dari daun sereh


Lebih lanjut, Prof Haedar mengatakan sejauh ini UMM telah memelopori banyak hal, termasuk menjadikan level perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) yang unggul, bukan hanya akreditasi, tapi dalam makna kualitas perguruan tinggi yang diharapkan Muhammadiyah.

“Saya yakin program CoE dalam banyak aktualisasi merupakan wujud inovasi yang terus dilakukan untuk menjadikan UMM tetap di atas. Program CoE perlu terus diakselerasi dan internasionalisasi berbagai program yang membutuhkan berbagai kerja sama," katanya.

Sementara itu, Prof Nazaruddin dalam sambutannya mengatakan perguruan tinggi Muhammadiyah adalah sarana strategis untuk turut berperan secara progresif dalam meningkatkan kualitas SDM insani bangsa.

“Perguruan tinggi Muhammadiyah memiliki nilai yang terus didorong menjadi CoE yang menjadi pusat keunggulan yang di dalamnya juga ada kemajuan teknologi, kebudayaan dan peradaban untuk melahirkan manusia yang bermanfaat,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, putra sulung Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2024-2019, almarhum Prof Dr Abdul Malik Fadjar itu menyatakan siap melanjutkan program-program rektor senior yang sekaligus menjadi tokoh inspirasi.

Ia memaparkan paling tidak ada empat tantangan UMM ke depan. Pertama, tantangan Muhammadiyah di era digital, target milestone 4 dan 5, yakni international accreditation (2023-2026) dan international competitiveness (2027-2030), dan perubahan jenis masa depan serta perubahan ketertarikan pemangku kepentingan.

Oleh karena itu, ada 10 program strategis yang siap dijalankan. Pertama, menjalankan program-program turunan Persyarikatan Muhammadiyah hasil muktamar ke-48 di Solo. Kedua, melanjutkan dan menyempurnakan program-program pimpinan UMM sebelumnya, seperti CoE dan Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat.

Ketiga, penguatan komitmen dosen, pegawai, dan mahasiswa pada persyarikatan dalam rangka pembinaan dan pengaderan, dan keempat, konsolidasi penerimaan mahasiswa baru untuk menjaga keberlanjutan.

Selanjutnya, penguatan sistem manajemen dan tata kelola menuju good university governance, melakukan ekspansi akademik dan non-akademik, re-desain program-program internasionalisasi.

Program kedelapan, penguatan penguasaan kemampuan bahasa asing, terutama bagi dosen, mahasiswa dan staf, penguatan kurikulum dengan teknologi digital pada semua program studi, dan kesepuluh, penyelesaian pembangunan fisik gedung GKB V, inventarisasi, dan manajemen pemanfaatan aset.

“Saat ini memasuki tahapan penting menuju internasionalisasi. Bagaimana meningkatkan daya saing internasional," ucapnya.

Prof Dr Nazaruddin Malik menggantikan rektor sebelumnya Prof Dr Fauzan yang memimpin kampus UMM selama dua periode, yakni tahun 2016-2020 dan tahun 2020 hingga 2024.*

Baca juga: Profesor FAI UMM kenalkan model EMAS cara baca kitab gundul

Baca juga: Dosen UMM ciptakan obat alami untuk penanganan diabetes

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024