Siem Reap (ANTARA) - Menembus perairan berlumpur setinggi paha di sebuah danau besar di provinsi budaya Siem Reap, Kamboja, ratusan penduduk desa pada Minggu (11/2) menggunakan alat pancing tradisional untuk menangkap ikan dalam sebuah festival menangkap ikan tahunan.

Dengan mengenakan topi daun palem dan syal tradisional untuk melindungi diri dari sinar matahari, para penduduk desa menjaring ikan gabus air tawar, ikan lele, dan ikan betok di sebuah danau yang dilindungi di Desa Bangkoang, Distrik Prasat Bakong, sekitar 300 kilometer dari Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Penduduk desa bernama Chan Poun mengatakan bahwa tradisi tersebut dilakukan oleh penduduk desa setiap bulan Februari setelah musim panen padi.

"Festival itu sudah dirayakan sejak zaman kuno. Ini merupakan tradisi penduduk desa Kamboja di sini," katanya kepada Xinhua saat berpartisipasi dalam acara tersebut.

"Saya sangat senang dapat ikut serta dalam festival ini dan ingin melihat warga desa kami melanjutkan pelestarian tradisi ini selamanya," imbuhnya.

Poun, yang telah berpartisipasi dalam acara tersebut selama lebih dari 10 tahun, menyadari bahwa upacara tradisional ini semakin populer dari tahun ke tahun, seiring dengan semakin banyaknya orang yang berpartisipasi.

Gubernur Distrik Prasat Bakong So Platong mengatakan bahwa tradisi itu sudah ada sejak zaman dahulu untuk menandai berakhirnya musim panen padi, dan telah diwariskan secara turun-temurun.
 
  Seorang penduduk desa mempersembahkan ikan yang baru ditangkap saat festival memancing tradisional di provinsi Siem Reap, Kamboja pada 11 Februari 2024.  (Xinhua/Sao Khuth)


   "Ini merupakan tradisi penduduk desa di Provinsi Siem Reap, yang merupakan lokasi Taman Arkeologi Angkor," katanya kepada para wartawan dalam acara tersebut. "Ini merupakan salah satu festival tradisional kami untuk membantu menarik wisatawan nasional dan internasional."

Platong mengatakan bahwa para peserta hanya diperbolehkan menggunakan alat pancing tradisional seperti perangkap dari anyaman bambu dan jaring untuk mengambil hasil tangkapan mereka.

Kepala desa Bangkoang, Pich Khin, mengatakan bahwa festival tersebut tidak hanya melestarikan tradisi lama, tetapi juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan peralatan penangkap ikan ilegal.

Dia menambahkan bahwa sekitar dua ton ikan berhasil ditangkap dalam acara tahun ini.

"Hasil tangkapan ikan tahun ini memang lebih sedikit dibandingkan 2023, tetapi jumlah warga yang ikut serta dalam festival ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu," ujarnya.

"Di daerah kami, sebagian besar ikan yang dibudidayakan adalah ikan gabus, ikan lele, dan ikan betok," tambahnya.

Ikan merupakan sumber protein utama bagi penduduk di negara Asia Tenggara tersebut. Menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kamboja, penduduk negara itu mengonsumsi rata-rata 52,4 kilogram ikan per orang setiap tahunnya. Selesai


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024