Beirut (ANTARA News) - Perdana Menteri Libanon Fuad Siniora hari Senin menarik pernyataannya, yang menyebut 40 orang tewas akibat serangan udara Israel atas Hula, Libanon selatan. Kepada wartawan sesudah laporan terahir polisi menyatakan hanya satu orang tewas dan 65 lagi ditemukan hidup di bawah reruntuhan rumah korban pemboman Israel itu, ia mengatakan, "Keterangan yang diberikan kepada saya sebelumnya tidak tepat." Siniora sebelumnya mengatakan kepada menteri luar negeri Arab, yang bersidang di Beirut, "Baru satu jam lalu, serangan Israel menewaskan 40 orang di Hula." Sementara itu, polisi Libanon mengatakan kepada kantor berita Jerman DPA bahwa puluhan warga dikutirkan tewas atau cedera. "Satu orang tewas. Mereka pikir seluruh gedung menimpa kepala 40 orang. Syukurlah mereka selamat," katanya kepada wartawan dalam temu pers pada sidang menteri luar negeri Arab itu, yang disiarkan media transnasional. "Mereka yang betul-betul menembak untuk membunuh orang tak berdosa menunjukkan bahwa mereka berniat membunuh dan kehendak itu jelas kejahatan. Kendati demikian, mereka tidak tewas. Mereka selamat," katanya. Seorang warga menyatakan sekitar 50 orang ditemukan selamat di bawah reruntuhan itu. Sumber keamanan Libanon menyatakan pesawat tempur Israel pertama menghancurkan rumah di dusun Hamamir, desa Hula, tempat 17 orang bersembunyi. Lebih dari enam serangan lain sesaat sesudahnya menghantam empat rumah di dekatnya, tempat sekitar 40 orang bernaung. Pejuang Syiah Libanon Hizbullah sebelumnya menyerang balatentara Israel di dekat desa itu, mencederai lima serdadu negara Yahudi tersebut. Penduduk sebelumnya menyatakan menguatirkan lebih dari 60 orang, termasuk banyak anak-anak, tewas. Mereka menyatakan sebagian besar orang itu ialah gembala dan keluarganya, yang menolak mengungsi dari pertempuran antara Israel dengan gerilyawan Hizbullah dan meninggalkan ternaknya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006