Los Angeles (ANTARA) - Sekitar satu dari sembilan orang dewasa di Amerika Serikat (AS) yang pernah mengidap COVID-19 terus menderita gejala jangka panjang dari infeksi COVID-19, atau Long COVID, dengan berbagai macam gejala, menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.

Untuk mendukung upaya penelitian Long COVID, Institut Kesehatan Nasional (National Institutes of Health/NIH) AS pada Selasa (13/2) mengumumkan bahwa mereka menginvestasikan tambahan 515 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.612) selama empat tahun ke depan ke dalam Inisiatif Researching COVID to Enhance Recovery (RECOVER), sebuah program penelitian nasional untuk memahami, mendiagnosis, dan mengobati Long COVID secara menyeluruh.

Hampir 90.000 orang dewasa dan anak-anak berpartisipasi dalam studi observasional RECOVER melalui lebih dari 300 lokasi penelitian klinis di seantero negara itu, menurut NIH.

Temuan RECOVER, termasuk identifikasi kelompok gejala utama, membantu para peneliti klinis memperluas identifikasi Long COVID pada pasien mereka dan pada akhirnya membantu menginformasikan diagnosis, pengobatan, dan perawatan bagi semua orang yang menderita Long COVID, kata NIH.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024