Dubai (ANTARA) - China memainkan peran penting dalam transisi dunia yang merata menuju energi terbarukan, seperti disampaikan Wakil Direktur Jenderal Badan Energi Terbarukan Internasional (International Renewable Energy Agency/IRENA) Gauri Singh kepada Xinhua pada Senin (12/2) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemerintah Dunia (World Governments Summit/WGS) 2024 yang sedang berlangsung di Dubai.

"China senantiasa memainkan peran yang sangat penting dalam energi terbarukan," ujar Singh, seraya menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 10 Februari.

"Tahun Naga mewujudkan semangat keberanian, vitalitas, dan ambisi. Kita semua harus ambisius dalam menatap masa depan bersama dan masa depan planet ini," ujarnya.

IRENA, yang beranggotakan 169 negara, merupakan organisasi antarpemerintah global terkemuka yang mempromosikan transisi energi terbarukan di dunia, mendukung negara-negara dalam transisi energi mereka, serta menyediakan data dan analisis terkini mengenai inovasi, kebijakan, keuangan, dan investasi teknologi ramah lingkungan.

Berkat peran China sebagai pusat manufaktur, yang menurunkan biaya transisi hijau, sejumlah besar negara dapat memajukan rencana nasional mereka dengan lebih lancar, menurut Singh.

Menurut Statistik Kapasitas Terbarukan IRENA 2023 yang diterbitkan pada Maret tahun lalu, China menyumbang sekitar 48 persen dari peningkatan total kapasitas terbarukan global pada 2022.

Dua pertiga dari kapasitas pembangkit listrik tenaga air baru, 45 persen dari kapasitas pembangkit listrik tenaga surya baru, setengah dari kapasitas pembangkit listrik tenaga bayu baru, dan 57 persen dari kapasitas pembangkit listrik tenaga bioenergi baru pada 2022 dipasang di China.

"Keunggulan dari yang dilakukan China adalah mereka mengerjakan dan menyelesaikannya. Saya rasa itu adalah aspek yang sangat penting dari cara mereka memandang kolaborasi dan kerja sama internasional," kata Singh.
 
Foto yang diabadikan pada 20 Desember 2023 ini memperlihatkan proyek pembangkit listrik tenaga surya di Daerah Otonomi Kazak Mori, Prefektur Otonomi Changji Hui, Daerah Otonomi Xinjiang Uygur, China. ANTARA/Xinhua/Zhang Cheng.   


Singh menambahkan, bagaimanapun juga, ada tiga tantangan utama yang harus diatasi oleh dunia dalam sektor energi terbarukan

"Yang pertama adalah kita masih belum memiliki infrastruktur untuk mendukung transisi dari pembangkit listrik terpusat ke energi terbarukan," jelasnya.

"Yang kedua, bahwa ini adalah sektor yang digerakkan oleh kebijakan. Kebijakan harus diterapkan dan harus memungkinkan terjadinya transisi."

Ketiga, Singh mengatakan bahwa lebih banyak tenaga kerja dan keterampilan akan dibutuhkan untuk mendukung transisi ini.

"Kita perlu memastikan transisi energi yang merata. Kita tidak dapat meninggalkan bagian dunia tertentu dan bergerak maju karena itu bukan cara yang benar," ujarnya.

"Peran yang dilakukan China dalam mendukung banyak negara berkembang untuk dapat melakukan reformasi dan membangun aset dalam sistem energi baru sangatlah luar biasa. Jika hal ini terus berlanjut dan terus ditingkatkan, maka kita akan benar-benar dapat berbicara tentang transisi energi yang merata."

Uni Emirat Arab (UEA) menjadi tuan rumah KTT WGS 2024 pada 12-14 Februari dalam upaya untuk membantu negara-negara mengembangkan solusi proaktif dalam menghadapi tantangan di masa depan.

KTT edisi ke-11 ini mempertemukan lebih dari 4.000 delegasi, perwakilan organisasi internasional, pemimpin opini, dan pemimpin sektor swasta dari seluruh dunia.

Selama KTT itu, lebih dari 120 delegasi pemerintah dan 80 organisasi internasional mendiskusikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kecerdasan buatan, pemerintahan masa depan, pendidikan, layanan kesehatan, ketahanan pangan, dan perluasan perkotaan. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024