Jakarta Timur (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menilai pembentukan tim Ad Hoc Olimpiade 2024 Paris, Prancis, dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) adalah langkah yang tepat untuk memperbaiki prestasi bulu tangkis Tanah Air meskipun pembentukan tim itu sendiri terlambat karena baru terbentuk awal Desember tahun lalu.

"Memang saya juga akui dan saya mohon maaf kepada bulu tangkis lovers, ini sedikit lambat dan telat tapi marilah kita beri kesempatan satgas tersebut untuk menyiapkan Olimpiade dan saya yakin saya melihat langsung bagaimana pak ketua satgas memimpin dan berkomunikasi seluruh stakeholder yang ada. Dari pemain Olympian, senior, dari berbagai klub yang diundang," kata Dito saat ditemui ANTARA setelah menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 61 Kelurahan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu.

"Jadi memang waktunya karena baru dua bulan belum terasa, tapi saya yakin ini bisa jadi solusi cepat dari merosotnya prestasi kita," tambahnya.

Tim Ad Hoc yang memiliki misi khusus menjaga tradisi emas di setiap Olimpiade ini diketuai Fadil Imran dan diisi oleh mantan pebulu tangkis kebanggaan Tanah Air, seperti peraih emas Olimpiade 2020 Candra Wijaya, peraih emas Olimpiade 2016 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, hingga peraih emas Olimpiade 2020 Greysia Polii.

"Jadi kemarin (7 Februari) kami sempat ke Cipayung, kita harus jelaskan, dari kami harus mengakui bahwa prestasi bulu tangkis kita sangat melorot. Maka dari itu dari bulan Desember mulai aktif yg namanya satgas persiapan Olimpiade 2024 khusus bulu tangkis," ucap Menpora 33 tahun itu.

"Nah di sini saya senang karena mungkin kawan-kawan media bisa melihat dari struktur yag dilibatkan hampir seluruh sektor badminton yang mungkin selama empat tahun ke belakang yang kita tahu hampir tak pernah dilibatkan," imbuhnya.

Baca juga: KOI dan Tim Ad Hoc PBSI perkuat komunikasi jelang Olimpiade Paris

Ia pun lalu mengatakan kepada pihak tim Ad Hoc PBSI bahwa menjelang berakhirnya kualifikasi Olimpiade cabang olahraga bulu tangkis pada 28 April mendatang, dengan sisa turnamen bergengsi seperti French Open (5-10 Maret), dan All England Open (12-17 Maret), ia berharap semua pihak dapat bekerja sama dan bersinergi mengerahkan strategi terbaik agar pebulu tangkis andalan Indonesia dapat turut serta pada ajang pesta olahraga dunia itu.

"Pastinya saya ingin memastikan kepada satgas mengenai jadwal pertandingan agar disesuaikan dengan prioritas para atlet serta kemampuan fisik dan mental para atlet," katanya.

Lebih lanjut, Dito lalu kembali menjelaskan apa yang dilihatnya saat berkunjung ke pelatnas bulu tangkis di Cipayung, satu minggu yang lalu. Menurutnya, salah satu hal yang ia temukan adalah fasilitas yang ada di Cipayung harus ditingkatkan guna membantu atlet konsisten menyumbang prestasi untuk Merah Putih.

"Dan kemarin saya juga ke Cipayung dalam rangka melihat, karena Cipayung sudah ada sejak 1993 dan saya rasa modernisasi fasilitas Cipayung ini harus. Dan kemarin saya tekankan lagi bulu tangkis itu adalah olahraga prestasi yang diharapkan masyarakat indonesia," katanya.

"Jadi saya minta komunikasi dengan pemerintah intens dan jangan sungkan-sungkan untuk mengajukan program maupun fasilitas yang dibutuhkan," lanjutnya.

Baca juga: Liliyana Natsir: Tidak ada kata mustahil untuk raih emas di Olimpiade

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024