Kita akan terus pantau kondisinya melalui tenaga kesehatan setempat meski nanti sudah diperbolehkan pulang setelah berat badannya kembali normal
Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menanggung biaya pengobatan bayi 3 bulan penderita gizi buruk warga Kampung Cileungsi, Desa Sukajaya, Kecamatan Cugenang yang sedang menjalani perawatan di RSUD Sayang Cianjur hingga sembuh.

Kepala Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur, Kamis, mengatakan petugas puskesmas diminta memantau keberadaan bayi penderita gizi buruk atas nama Nesya Aulia dan langsung membawanya ke rumah sakit milik pemerintah guna mendapatkan perawatan.

"Sudah tujuh hari dirawat di rumah sakit, penyebabnya bayi lahir secara prematur sehingga asupan gizi dari ASI tidak terserap dengan maksimal," katanya.

Sejak tujuh hari terakhir tutur dia, bayi yang didampingi orang tuanya sudah mendapat penanganan medis secara maksimal dengan diberikan asupan gizi khusus tenaga kesehatan hingga dinyatakan membaik dengan berat badan mulai naik sebelum diperbolehkan pulang.

Baca juga: RI berkomitmen kurangi angka gizi buruk jadi kurang dari 7 persen
Baca juga: Kemenkes: Gizi buruk pengaruhi jumlah penderita anemia di Indonesia


Yusman menjelaskan berat badan normal bayi umur tiga bulan sekitar 3,5-4 kilogram, sehingga upaya tersebut tengah dilakukan agar kondisi bayi Nesya dapat kembali normal dan menjalani pemulihan di rumah namun tetap mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan dari puskesmas.

"Kita akan terus pantau kondisinya melalui tenaga kesehatan setempat meski nanti sudah diperbolehkan pulang setelah berat badannya kembali normal sesuai pantauan tenaga kesehatan," katanya.

Sebelumnya Nesya anak kelima pasangan Siti Nurhayati (43) dan Ukat Hidayat (45) yang lahir tanggal 19 November 2023, mengalami gizi buruk dengan perut membuncit, lengan dan kakinya tampak kurus bahkan kulit sensitif terlihat keriput.

Ketika lahir berat bayi prematur itu sekitar 3,5 kilogram, namun memasuki usia 2 bulan ketika dibawa orang tuanya ke Posyandu, beratnya turun menjadi hanya 2,5 kilogram, sehingga membuat Siti panik karena anaknya sejak lahir mendapat ASI.

"Sejak lahir anak saya selalu mendapat ASI, namun setelah tiga bulan saat saya bawa ke Posyandu justru beratnya menjadi turun, bahkan perutnya menjadi buncit sehingga saya memaksakan diri membawanya ke rumah sakit meski tidak punya BPJS," katanya.

Siti berharap anak perempuannya itu dapat kembali pulih dan tumbuh normal seperti anak lainnya.

"Saya berharap anak saya cepat sembuh dan segera pulang karena kami keluarga tidak mampu takut berlama-lama di rumah sakit," katanya.

Baca juga: Guru Besar IPB: Kolaborasi kunci cegah masalah gizi sedini mungkin
Baca juga: Anggota Komisi IX DPR ajak warga Karawang jaga keluarga dari stunting

 

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024