Makassar (ANTARA) - Dua anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) Pemilu 2024 masing-masing Wiliam Tandi Paelongan usia 24 tahun dan Daliyah Salsabila usia 24 tahun dinyatakan meninggal dunia diduga kelelahan usai menyebarkan undangan pemilih untuk menyalurkan hak pilih di tempat pemungutan suara (TPS).

"Tadi meninggal jam dua, awalnya di Rumah Sakit Primaya dan dirujuk ke RS Akademis. Dia (almarhum), dia sesak nafas dan kecapean," ujar orang tua korban Wiliam, Septandi di rumah duka Kompleks Taman Makassar Indah Blok A3/19 Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Almarhum bertugas di TPS 007 Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, kata ayahnya, sebelum meninggal sehari sebelum hari pemungutan suara, Rabu, 14 Februari 2024, membagikan surat undangan pemilih ke warga hingga malam pukul 10.00 Wita setelah mencari alamat warga yang tidak tertulis di undangan pemilih

Setelah itu, mengalami kurang enak badan setibanya di rumah kala itu kondisi cuaca hujan. Ia bahkan meminta anaknya tidak usah bertugas di hari pemilihan itu karena kondisinya sudah tidak sehat

"Sempat saya bilang tidak usah bertugas dulu waktu hari pemungutan suara. Panas badannya, sempat minta urut, saya kira panas-panas biasa,Lalu dibawa ke masuk rumah sakit di hari itu juga," tutur Septandi menceritakan.

Almarhum saat ini masih kuliah di STIMIK Dipanegara, dan persiapan maju ujian akhir. Almarhum anak kedua dari dua bersaudara dan baru kali ini jadi anggota KPPS. Saat ini jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka dan rencana di makamkan di Kabupaten Toraja.

"Tidak ada riwayat penyakitnya. Kami sudah berikan gizi dan susu beruang, cuman memang kecapean bawa undangan sampai malam. Ini juga kalau sudah waktunya (meninggal) mau diapa," ucapnya sedih.

 
Ketua KPU Makassar Hambalii (kanan) didampingi anggotanya Abdi Goncing (dua kanan) berbincang dengan Septandi (dua kiri) ayah korban Anggota KPPS 007 Wiliam di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kompleks Taman Makassar Indah di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/2/2024). ANTARA/Darwin Fatir.


Korban KPPS lainnya bernama Daliyah Salsabila bertugas di TPS 45 Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Bahagia Makassar pada Kamis, 15 Febriari 2024 pada 14.30 Wita juga mengalami kelelahan usai membagikan undangan pemilih. Dari hasil diagnosa diduga mengidap maag akut. Korban belum bertugas di TPS dan saat itu memilih istirahat di rumahnya BTN Minasa Upa Blok L 18 Kel Minasa Upa Kec Rappocini Kota Makassar. Korban diketahui berstatus mahasiswa. Saat ini jenazah almarhumah di semayamkan di rumah duka dan akan dikebumikan besok.

Ketua KPU Makassar Hambalii saat melayat di rumah duka KPPS Wiliam kepada wartawan mengatakan dari informasi almarhum mengeluh sakit sehari sebelum pencoblosan. Selanjutnya dibawa ke rumah sakit di hari pemungutan suara.

"Meninggal sudah dua orang. Minasa Upa satu dan disini satu. Mungkin karena keletihan mengantar undangan. Sepertinya begitu. Karena dia (Wiliam) demam, kemudian dia buang-buang air. Informasi dari orang tuanya. Sedang bertugas mendistribusikan undangan," katanya kepada wartawan.

Saat ditanyakan apakah kedua korban ini akan mendapat santunan, dan apakah ada prosedur pemeriksaan kesehatan, kata dia, ada dan sementara ini dibahas santunannya oleh pihak terkait.

"Ini kita bicarakan santunannya bersama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Seluruh KPPS itu dicover BPJS Ketenagakerjaan. Sebenarnya ada di puskesmas masing-masing, surat keterangan berbadan sehat. Almarhum (Wiliam) tidak ada riwayat sakitnya. Tidak pernah masuk rumah sakit. Baru malam itu, dia kelelahan saat pulang," katanya menambahkan.

Baca juga: Petugas KPPS di Bener Meriah, Aceh meninggal dunia akibat kelelahan

Baca juga: Seorang KPPS di Kendal meninggal saat penghitungan suara Pemilu 2024


Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024