Indonesia, sebagai negara kepulauan, rentan terhadap dampak perubahan iklim yang memengaruhi dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dan program dekarbonisasi, salah satunya melalui transisi energi
Jakarta (ANTARA) - Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan strategi pemerintah mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat saat kuliah umum pada Onboarding Nasional Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Gerilya Academy Batch 6.

Dalam acara yang berlangsung secara daring, Jumat, Dadan memberikan motivasi dan inspirasi bagi 89 mahasiswa Gerilya Academy untuk berperan aktif dalam menjawab tantangan transisi energi ke depan.

"Indonesia, sebagai negara kepulauan, rentan terhadap dampak perubahan iklim yang memengaruhi dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dan program dekarbonisasi, salah satunya melalui transisi energi," ujarnya di depan mahasiswa yang berasal dari 45 kampus di Indonesia tersebut, sebagaimana dikutip dari rilis Kementerian ESDM di Jakarta.

Dadan menyebutkan Indonesia memiliki beragam potensi energi baru dan terbarukan (EBT) dengan daya sebesar 3.689 GW, yang terdiri atas surya 3.294 GW, hidro 95 GW, bioenergi 57 GW, angin 155 GW, panas bumi 23 GW, dan laut 63 GW.

"Alam sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk kita, tinggal bagaimana kita dapat mengelolanya hingga bisa memberikan manfaat dengan tetap memperhatikan lingkungan," lanjutnya.

Beberapa komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) ditegaskan melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC), yang mana pemerintah menargetkan penurunan emisi GRK di sektor energi pada 2030 sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen dengan dukungan internasional.

Pemerintah Indonesia juga berkomitmen mencapai target NZE pada 2060 atau lebih cepat. Dalam hal ini, dukungan internasional juga ditunjukkan melalui Just Energy Transition-Partnership (JET-P) dan Asia Zero Emissions Community (AZEC).

Dadan juga menjelaskan pentingnya harmonisasi antardimensi dalam trilema energi untuk mencapai sistem energi berkelanjutan.

"Transisi energi tidak hanya tentang keberlanjutan, namun juga tentang kesetaraan energi dan ketahanan energi," tegasnya.

Pada kesempatan itu, berbagai pertanyaan kritis disampaikan mahasiswa Gerilya Academy, salah satunya tantangan infrastruktur dalam memberikan akses energi di seluruh Indonesia.

"Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah dalam memberikan akses, termasuk memberikan akses listrik sebelum masuknya listrik PLN ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan PLN. Untuk menuju NZE, kita juga menyiapkan supergrid sebagai interkoneksi listrik yang akan menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia," jelas Dadan.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak dalam program Gerilya Academy termasuk MSIB Kemendikbudristek, USAID Sinar, unit-unit di lingkungan Ditjen EBTKE, PPSDM KEBTKE, para pengajar, tim kurikulum, dan para mentor.

"Semangat ini akan terus membara dan menginspirasi generasi muda Indonesia dalam menghadapi tantangan transisi energi ke depan," ungkapnya.

Gerilya atau Generation of Renewable Energy Involving Youth Action Academy merupakan inisiatif Kementerian ESDM untuk melibatkan mahasiswa dalam upaya mengembangkan energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) di Indonesia.

Dalam Gerilya Academy Batch 6 ini, sebanyak 89 mahasiswa dari 45 perguruan tinggi di seluruh Indonesia telah dipilih melalui seleksi ketat dari total 1.620 pendaftar.

Agus menyebutkan selain mahasiswa jurusan teknik, kehadiran mahasiswa dari berbagai jurusan sosio-humaniora menunjukkan inklusivitas program dalam mempersiapkan pemimpin masa depan yang komprehensif dalam mendorong transisi energi.

Sebelumnya, para mahasiswa telah menjalani orientasi dan pembekalan dasar tentang EBTKE sejak 1 Februari 2024.

Mereka juga dijadwalkan mengikuti berbagai kegiatan di Jakarta, termasuk bimbingan teknis dan pelatihan di Kampus PPSDM KEBTKE Ciracas, Jakarta, serta peluncuran resmi Gerilya Academy, yang dijadwalkan pada 29 Februari 2024 oleh Menteri ESDM, sebelum mahasiswa diterjunkan ke perusahaan EBT untuk melaksanakan team based project.

Peserta Gerilya Academy merupakan mahasiswa dari berbagai daerah, yang menunjukkan representasi wilayah Indonesia seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Banda Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Pengamat: Kebijakan hilirisasi mineral perlu dilanjutkan

Baca juga: Kementerian ESDM: 89 mahasiswa ikuti kuliah perdana Gerilya Academy

Baca juga: Menteri ESDM ungkap ENI berminat kembangkan bioenergi di Indonesia

Baca juga: Kementerian ESDM tekankan perencanaan tambang untuk keberlanjutan

 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024