Akhir Februari ada Galungan, kemudian awal Maret ada Kuningan yang dirangkai dengan Nyepi. Setelah itu, lanjut datangnya Ramadhan. Oleh sebab itu kita harus bisa pastikan ketersediaan suplai agar tak terjadi inflasi
Denpasar (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan kabupaten/kota mengantisipasi inflasi menjelang hari raya yang beruntun dari penghujung Februari hingga Maret.

Sekda Dewa Indra menekankan ini dalam rapat koordinasi TPID dan penyusunan one page summary TPID Award 2024, dimana menurutnya rangkaian hari raya Galungan, Kuningan, Nyepi, dan Ramadhan akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan.

“Akhir Februari ada Galungan, kemudian awal Maret ada Kuningan yang dirangkai dengan Nyepi. Setelah itu, lanjut datangnya Ramadhan. Oleh sebab itu kita harus bisa pastikan ketersediaan suplai agar tak terjadi inflasi,” kata dia di Denpasar, Sabtu.

Adapun saran kepada TPID dalam mengantisipasi inflasi saat hari raya beruntun adalah dengan melakukan pengawasan intensif pada ketersediaan kebutuhan seperti daging dan bahan makanan lainnya.

Selain itu, ia juga menyoroti harga beras yang tinggi, namun untuk hal ini ia sudah berkoordinasi dengan Bulog agar ikut menekan laju kenaikan harga beras di pasaran.

Kepada jajaran TPID di Bali, Dewa Indra mengingatkan agar mereka memedomani prinsip 4K yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif, serta ia mendorong penguatan koordinasi dan kerja sama lintas kabupaten/kota.

“Pola ini sudah kita bangun dan saya harap terus dioptimalkan. Semua kabupaten jaga kestabilan produksi sesuai potensi masing-masing," ujarnya.

Menurut Sekda Bali, mengantisipasi kenaikan inflasi sejatinya tanggung jawab bersama, untuk itu ia meyakini TPID juga tahu langkah apa yang tepat untuk mereka lakukan.

Selama ini Bali kerap harus menghadapi situasi berpotensi inflasi, dan semuanya berhasil dilewati dengan rentang aman tanpa lonjakan harga begitu tinggi.

Dalam rapat koordinasi tersebut turut hadir Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali R Erwin Soeriadimadja. Ia mengapresiasi keberhasilan TPID seluruh Bali dalam pengendalian angka inflasi yang terakhir tercatat 2,6 persen.

“Capaian ini adalah buah kerja keras jajaran TPID provinsi dan kabupaten/kota yang telah melakukan langkah tepat dalam pengendalian inflasi,” kata dia.

Erwin juga menyinggung keunikan Bali sebagai daerah tujuan pariwisata, menurutnya suplai kebutuhan untuk Bali bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tapi juga untuk wisatawan yang berkunjung.

“Karena itu, Bali bukan hanya menjadi daerah penghasil tapi juga tergantung pada daerah lain," ujarnya.

Baca juga: Provinsi Bali awali 2024 dengan kondisi deflasi sepanjang Januari

Baca juga: Bulog Bali mengalokasikan 15 ribu ton beras hingga Juni tekan inflasi

Baca juga: BI Bali: Perkuat kolaborasi untuk kendalikan laju inflasi

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024