Beijing (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J Blinken bertemu pada sela-sela Konferensi Keamanan Munich, Jerman pada Jumat (16/02).

"Menlu Wang Yi menekankan bahwa hanya ada satu China di dunia, dan Taiwan adalah bagian dari wilayah China yang merupakan 'status quo' sesungguhnya dari masalah Taiwan," demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri China dalam laman resminya yang diakses di Beijing pada Sabtu.

Menurut Wang Yi, pertemuan tersebut membahas kelanjutan kesepakatan dari pertemuan kedua pemimpin, yaitu Presiden Xi Jinping dan Presiden Joe Biden di San Fransisco pada November 2023 sehingga dapat mendorong hubungan China-AS yang sehat, stabil dan berkelanjutan.

Untuk dapat mewujudkan kesepakatan kedua pemimpin, Wang Yi menyebut kedua negara harus berpegang pada prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, kerja sama yang saling menguntungkan, serta secara aktif mencari cara yang tepat agar keduanya dapat harmonis satu sama lain.

"Aktivitas separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan kerja sama serta dukungan kekuatan eksternal-lah yang mencoba mengubah 'status quo' Taiwan. Jika AS benar-benar mengharapkan stabilitas di Selat Taiwan, AS harus mematuhi prinsip satu China, tiga komunike bersama China-AS dan menyesuaikan tindakan dengan komitmennya untuk tidak mendukung 'kemerdekaan Taiwan'," demikian disampaikan.

Wang Yi juga menekankan bahwa upaya untuk mengubah "pengurangan risiko" menjadi "pengurangan pengaruh China" (de-sinicization), "menghalangi teknologi China" (building a small yard with high fences) dan "menjauhkan diri dari China" pada akhirnya akan menjadi bumerang bagi AS sendiri.

"Kami meminta AS untuk mencabut sanksi sepihak yang ilegal terhadap perusahaan dan individu China dan tidak merendahkan hak China untuk berkembang," ungkapnya.

Kedua  menlu juga bertukar pandangan mengenai pertukaran antar masyarakat, pertukaran budaya dan memfasilitasi pertukaran personel.

Wang Yi juga mendesak AS untuk menghentikan pelecehan dan interogasi yang tidak beralasan terhadap warga China dan mendukung hal-hal yang kondusif untuk meningkatkan saling pengertian di antara kedua bangsa.

Ia mengutip peribahasa lama AS: "Kebaikan, betapapun sepele, patut dilakukan, sedangkan kejahatan, sekecil apa pun, harus dihindari."

Kedua menlu pun membahas pertukaran di semua tingkat antara kedua negara pada tahap berikutnya, dan sepakat untuk memelihara dialog dan komunikasi di berbagai bidang dan selanjutnya mewujudkan "visi San Francisco".

Wang Yi dan Blinken mengapresiasi kelompok kerja sama China-AS bidang pemberantasan narkotika dan menyampaikan harapan bahwa pertemuan tingkat tinggi lanjutan antara lembaga penegak hukum kedua negara akan mencapai hasil positif.

Keduanya juga sepakat untuk terus mendorong dialog dan konsultasi mengenai kebijakan luar negeri, masalah Asia-Pasifik, urusan maritim dan kecerdasan buatan, serta menjaga komunikasi antar militer.

Isu lain yang dibicarakan adalah soal krisis Ukraina, konflik Palestina-Israel, Semenanjung Korea dan isu-isu regional lainnya, dan sepakat untuk menjaga komunikasi antara utusan khusus kedua negara untuk urusan Semenanjung Korea.

Konferensi Keamanan Munich adalah forum terkemuka untuk membahas kebijakan keamanan internasional. Ini adalah tempat bagi inisiatif diplomatik untuk mengatasi masalah keamanan paling mendesak di dunia. Setidaknya hadir 60 kepala negara dan lebih dari 85 pejabat pemerintah untuk membahas konflik yang sedang berlangsung dan potensi konflik pada masa depan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi termasuk di antara delegasi yang akan berbicara dalam forum tersebut.

Baca juga: AS dan China setuju lanjutkan pembahasan tentang Korut dan Timteng
Baca juga: Xi Jinping tegaskan peran rakyat dalam hubungan China-AS
Baca juga: San Fransisco jadi titik awal stabilisasi hubungan China-AS

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024