Jamkrindo saat ini memiliki platform digital Jamkrindo Digital Environment atau J@DE yang merupakan kanal pemasaran digital
Jakarta (ANTARA) -
Perusahaan penjaminan terbesar PT Jamkrindo mendapat peringkat idAA+ dari Pemeringkat Efek Indonesia Pefindo. Peringkat tersebut diberikan dengan prospek stabil untuk periode 22 Desember 2023 hingga 1 Desember 2024.

Predikat ini diraih lantaran PT Jamkrindo memiliki karakteristik keamanan keuangan yang sangat kuat dibandingkan dengan perusahaan lainnya di Indonesia. Tanda plus dalam peringkat tersebut menunjukkan peringkat yang diraih relatif kuat dan di atas rata-rata.

Di tahun 2023, total aset perusahaan PT Jamkrindo memang tercatat sebesar RP33,69 trliun dengan ekuitas Rp13,14 triliun. Adapun volume penjaminan tercatat sebesar Rp338,81 triliun yang terdiri dari penjaminan KUR sbesar Rp122,36 triliun dan non KUR sebesar Rp216,45 triliun.

Sebagai sebuah perusahaan penjaminan satu-satunya milik pemerintah, PT Jamkrindo berkomitmen meningkatkan aksesibilitas finansial UMKM kepada lembaga keuangan. Wujud komitmen tersebut dibuktikan dengan beragam layanan penjaminan yang mempermudah UMKM memperoleh akses pembiayaan kepada lembaga keuangan.

Kemudahan tersebut bisa diraih lantaran Jamkrindo saat ini memiliki layanan digital dengan diluncurkannya platform digital Jamkrindo Digital Environment atau J@DE yang merupakan kanal pemasaran digital. Platform tersebut dibuat untuk memudahan pelaku UMKM memperoleh fasilitas penjaminan.

Jamkrindo sebelumnya juga sudah memiliki aplikasi Jamkrindo Online Suretyship [JOS]. Lewat JOS, principal yang butuh penjaminan proyek tidak harus datang ke Jamkrindo. Mereka cukup mendaftar lewat laman suretyship.jamkrindo.co.id.

Jamkrindo juga memiliki marketplace guarantee yaitu www.umkmlayak.co.id, platform digital yang dibuat sebagai layanan akses modal usaha UMKM dan kebutuhan untuk megikuti pelatihan-pelatihan.

Transformasi digital

Di era digital, PT Jamkrindo memang berkomitmen melakukan transformasi di dua bidang. Pertama melakukan transformasi di bidang culture atau budaya perusahaan. Kedua, melakukan transformasi di bidang teknologi informasi [IT].

Muhammad Muchlas Rowi adalah komisaris independen PT Jamkrindo yang dalam empat tahun terakhir ditugaskan mengawasi tata kelola teknologi informasi (IT). Tubuhnya lincah, gaya bicaranya taktis. Pertanda jika ia tak suka bertele-tele. Begitulah kesan pertama saat redaksi menemuinya di bilangan Jakarta Garden City, Jakarta Timur  kantor keduanya, selain di Jamkrindo pada Minggu (4/2/2024). Berdiskusi santai, dia mengisahkan rencana besar perusahaan yang diawasinya pasca pandemi COVID-19.

Muchlas mengatakan, transformasi IT penting dilakukan. Sebab, kata dia, teknologi informasi di era digital menjadi kekuatan utama untuk bersaing dalam memberikan layanan dan keamanan data. Terlebih, sejak pandemi Covid-19 telah mendorong berubahnya gaya hidup masyarakat. Saat ini kita saksikan, bagaimana teknologi informasi dipakai dan dibutuhkan di hampir semua urusan.

Selama ini, PT Jamkrindo memang ibarat mobil mewah yang melaju di tengah jalan kosong, nyaris tanpa hambatan. Itu karena dia merupakan perusahaan penjaminan kredit flat merah satu-satunya. Namun pandemi dan era digital memberikan tantangan yang tak pandang bulu.

Muchlas menceritakan bagaimana PT Jamkrindo menghadapi pandemi, dimana aktivitas penjaminan diharuskan tetap berjalan meski ada hambatan social distancing. Itu artinya transformasi teknologi mutlak dilakukan. Dia juga menceritakan bagaimana PT Jamkrindo pernah terkena serangan ramsomware seperti yang dialami Bank Syariah Indonesia [BSI] pada 2021. Panik sudah pasti, namun kata dia, Jakmrindo megambil langkah taktis.

“Tindakan cepat langsung dilakukan. Mulai dari pembaharuan standar keamanan, pembuatan sistem keamanan, hingga sosialisasi prinsip manajemen risiko teknologi," kata Muchlas Rowi.

Setelah kejadian itu, menurut Muchlas, semua prosedur bisnis yang sebelumnya harus dilakukan secara manual, bisa kembali dilakukan secara digital. PT Jamkrindo mengalami titik balik, sadar akan pentingnya keamanan digital dan transformasi di bidang IT.

“Penggunaan enkripsi dan teknologi keamanan terbaru juga mesti dilakukan dalam pengelolaan data dan informasi sensitif. Data-data pribadi seperti kartu kredit, data medis, informasi pribadi, dan lain sebagainya harus dilindungi dengan baik,” kata dia menambahkan.

Lahir dari keluarga guru

Meski lahir dari keluarga pendidik [31 Agustus 1972], sejak kecil Muhammad Muchlas Rowi lekat dengan dunia bisnis. Bermula dari cita-cita besar sang ayah, Ase Ruhiyat menyekolahkan kedua belas anaknya. Muchlas belajar menggapai mimpi dalam keterbatasan.

Kedua orangtua Muchlas merupakan PNS di Kota Garut. Hampir semua gaji dan pendapatannya diperuntukkan pendidikan anak-anaknya. Sampai-sampai Sang Ayah pernah berpesan, jika warisan terbesar yang kelak diberikan adalah pendidikan, bukan harta apalagi tahta.

Muchlas seringkali melihat ayahnya berjuang untuk menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Karena ayahnya seorang guru, ia juga seringkali diminta untuk memfotocopy bahan ajar. Dari situ, ia melihat peluang bisnis.

Jika ada peluang menggandakan bahan ajar di kelasnya, Muchlas tunjuk tangan dan mengambil inisiatif untuk jadi sukarelawan. Jajanan kecil yang disukai teman-temannya juga seringkali ia sediakan. Sehingga jadilah Muchlas kecil mandiri sejak dini.

Hijrah ke Kota Gudeg

Setelah menyelesaikan sekolah dasarnya di Pejagalan, Kota Garut, Muchlas lantas masuk Darul Arqam Garut, Pesantren Muhammadiyah terbesar dan tertua di Jawa Barat.

Sang Ayah berharap, dengan masuk Pesantren Muchlas dapat meneruskan aktivitas ayahnya menjadi pendidik dan mubaligh. Muchlas menurut dan belajar sugguh-sungguh.

Di tahun terakhirnya di Darul Arqam, Muchlas dipilih pesantren untuk menjadi salah satu santri yang akan dikirim ke Kota Suci Madinah. Meneruskan studi dan dikader menjadi ulama. Tata bahasa diperkuat, segala persyaratan juga dilengkapi.

Namun entah mengapa, hingga hari yang ditentukan, Muchlas urung diberangkatkan ke Kota Suci. Dia lantas pergi ke Jakarta dan mengajar sebuah keluarga mengaji. Kakak keduanya, Ade Burhanudin memberi kabar jika ada sebuah keluarga di Jakarta yang ingin belajar agama. Muchlas lantas dikirim untuk mengajar keluarga tersebut.

Tak sampai satu tahun, Muchlas lalu mendaftar kuliah di Universitas Gadjah Mada. Ia diterima di Fakultas Filsafat. Meski tak terlalu disetujui ayah dan kakak-kakaknya, Muchlas tetap berangkat ke Jogjakarta.

Di Kota tempat kelahiran Muhammadiyah, Muchlas kuliah sekaligus aktif berorganisasi. Jaringannya terbangun seiring aktivitas organisasinya yang makin meningkat di Ikatan Pelajar Muhammadiyah [IPM].

Lagi-lagi jiwa bisnis Muchlas tumbuh menggeliat. Ia seperti tak bisa hidup tanpa berbisnis. Sambil kuliah, ia banyak membantu para tokoh Muhammadiyah di Jogjakarta menulis buku. Sekaligus menjadi agen di sebuah perusahaan perjalanan wisata.

Selepas kuliah, sekira tahun 1998 Muchlas memutuskan untuk menetap di Jogjakarta dan meneruskan bisnis yang dijalaninya semasa kuliah. Tak lama, ia pun diminta menjadi Humas pada Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Yogyakarta. Jalan yang membuatnya ditunjuk menjadi Direktur PT Surya Sarana Utama. Sebuah badan usaha milik Muhammadiyah.

Pengalaman bisnis yang dijalani Muchlas Rowi ternyata menghantarkannya menjadi komisaris independen di PT Jaminan Kredit Indonesia [Jamkrindo]. Satu-satunya perusahaan penjaminan milik pemerintah.

Di tempat ini, Muchlas menyadari jika perjalanan kemandiriannya lah sebetulnya yang mengantarkannya terjun ke dunia penjaminan khususnya mengawasi tata kelola teknologi informasi. Muchlas juga sadar, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama ketika terjadi krisis. Buktinya, UMKM bisa melewati krisis moneter pada tahun 1998 dan pada masa Pandemi Covid-19.

Muchlas bahkan juga pernah menjadi pelaku dalam menjalankan bisnis UMKM saat masih di Jogjakarta. Sehingga ia yakin, UMKM merupakan bagian dari perekonomian Indonesia yang mandiri dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain faktor kemandirian, Muchlas menekankan pentingnya penguasaan teknologi informasi. Perubahan besar yang terjadi pada pola hidup masyarakat jadi bukti bahwa semua sektor bisnis perlu melakukan transformasi di bidang teknologi informasi. (INF)

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024