New York (ANTARA News) - Malala Yousafzai, remaja Pakistan yang ditembak oleh Taliban karena memperjuangkan pendidikan anak perempuan, Senin, memberikan dukungannya pada sebuah inisiatif untuk menyediakan sekolah bagi ribuan anak-anak Suriah.

Aktivis pendidikan berusia 16 tahun itu menghadiri konferensi pers untuk mengumumkan usulan inisiatif yang akan memberi kesempatan sekitar 400 ribu pengungsi anak Suriah di Lebanon bersekolah.

Malala tidak berbicara dalam pertemuan itu, tapi berbicara empat mata dengan seorang anak perempuan Suriah, Farah Haddad, yang dibesarkan di Damaskus, tetapi dipaksa untuk meninggalkan tanah airnya menuju Amerika Serikat karena konflik.

Pada Oktober tahun lalu, Malala ditembak di kepalanya oleh seorang pria bersenjata Taliban - serangan itu menarik kecaman dari seluruh dunia.

Dalam kondisi terluka serius, anak perempuan Pakistan itu diterbangkan ke Inggris untuk menjalani operasi. Malala kembali ke sekolah di Inggris Maret lalu setelah pulih dari cedera.

Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, utusan khusus PBB untuk pendidikan global, Senin, menjelaskan bahwa usulan rencana untuk mengajar anak-anak yang terlantar akibat perang di Suriah, "dapat dimulai sesegera mungkin dengan menggunakan sekolah-sekolah di Lebanon yang sudah dibangun dan menggunakan guru dari kalangan pengungsi Suriah untuk mengajar anak-anak ini."

Dia menambahkan, "tidak hanya mampu memberikan pendidikan pada 30 ribu pengungsi anak Suriah di Lebanon, kami bisa memberikan pendidikan pada 400 ribu anak selama beberapa bulan ke depan. "

Mantan pemimpin Inggris itu mengatakan dia sedang mencari dana sekitar 175 juta dolar untuk mewujudkan program itu, seperti yang dilaporkan AFP.

"Itu rata-rata hanya satu dolar sehari untuk setiap anak yang akan mendapat manfaat dari program ini di Lebanon sehingga 400 ribu anak akan memperoleh manfaat," kata Brown, seraya menambahkan bahwa pertemuan donor potensial akan diadakan di PBB Senin petang.

Rencananya itu akan "menggunakan sekolah Lebanon yang telah dibangun dan sehingga tidak harus membangun," tambahnya.

"Sehingga sangat mungkin untuk melakukan ini dengan cepat," katanya, sebagaimana dilaporkan AFP.


Penerjemah: GNC Aryani

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013