Upaya-upaya untuk pendekatan akan mulai dilakukan agar hasil pemilu dapat diterima.
Jakarta (ANTARA) -
Pengamat politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina mengatakan bahwa saat ini masih cukup dini untuk membicarakan kemungkinan Partai NasDem berpindah koalisi.
 
"Saat ini masih cukup dini untuk menyatakan pindah koalisi, apalagi penetapan hasil pemilu belum dilakukan, dan pembentukan kabinet juga belum dilakukan," kata Caroline saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.
 
Caroline menilai pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/2) malam, untuk memastikan hasil penghitungan suara dapat diterima oleh semua pihak yang berkontestasi.
 
"Oleh karena itu, upaya-upaya untuk pendekatan akan mulai dilakukan agar hasil pemilu dapat diterima, dan potensi penolakan, bahkan gugatan dapat diminimalkan," ujarnya.
 
Sementara itu, Presiden Jokowi menyebut pertemuannya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/2), untuk menjadi "jembatan" atau menjembatani sesuatu.
 
"Ini baru awal-awal. Nanti kalau sudah final, kami sampaikan. Akan tetapi, itu sebetulnya saya hanya menjadi 'jembatan', yang paling penting 'kan nanti partai-partailah," ujar Jokowi usai peresmian RS Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Jenderal Soedirman dan 20 rumah sakit TNI, di Jakarta, Senin.

Jokowi tidak menjelaskan detail apa yang dimaksud dengan menjadi "jembatan".

Ketika ditanya mengenai hal tersebut, Presiden hanya mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi "jembatan" bagi semua pihak.
 
"Jembatan untuk semuanya. Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya karena urusan, urusan apa itu, urusan politik itu urusan partai-partai," kata Jokowi.
 
Jokowi dalam kesempatan itu juga menyebut pertemuannya dengan Paloh adalah pertemuan politik biasa untuk membicarakan masalah politik.
 
Sebelumnya, Partai NasDem yang dipimpin Surya Paloh merupakan salah satu partai pengusung pasanganAnies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 diikuti pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.

Seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024.

Baca juga: Jokowi-Paloh bicarakan dinamika politik hingga pemilu
Baca juga: NasDem: Surya Paloh penuhi undangan makan malam Presiden Jokowi

Pewarta: Rio Feisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024