Maka dari itu, transisi menuju kendaraan listrik menjadi langkah yang krusial dalam menjaga kualitas udara yang lebih baik.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan salah langkah yang terus didorong dalam menjawab tantangan transisi energi ialah mengubah mindset masyarakat untuk memilih kendaraan ramah lingkungan.

Upaya itu perlu dilakukan mengingat kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia.

"Tugas kita masih panjang, menyoroti statistik tren kenaikan suhu dan peningkatan emisi CO2, pertumbuhan ekonomi yang cepat serta pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang meningkat, ini akan menyebabkan polusi udara semakin parah," kata Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Inten menyampaikannya pada Stadium General "Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik" secara daring yang diikuti oleh 89 mahasiswa Gerilya Academy, Senin.

"Maka dari itu, transisi menuju kendaraan listrik menjadi langkah yang krusial dalam menjaga kualitas udara yang lebih baik," lanjut dia.

Baca juga: Sekjen ESDM sampaikan strategi NZE saat kuliah umum Gerilya Academy

Inten menyampaikan bahwa Indonesia harus bertindak cepat dan berupaya sigap dalam mengurangi dampak negatif sebagai upaya pemerintah untuk merumuskan Program Indonesia Emas 2045 hingga target mengurangi intensitas emisi GRK menuju net zero emission (NZE).

Ia menjelaskan salah satu poin penting yang dibahas dalam NZE ialah transisi menuju kendaraan listrik, yang menjadi fokus pemerintah untuk mengurangi dampak lingkungan negatif.

Strategi pemerintah telah dilakukan melalui berbagai langkah konkret untuk mendorong adopsi kendaraan listrik, mulai dari memberikan insentif hingga membangun infrastruktur pengisian daya.

Hal tersebut juga mencakup peran sektor industri dalam konsumsi energi dengan penekanan pada perlunya menggeser subsidi energi dari sektor transportasi ke sektor industri untuk meningkatkan multiplier effect ekonomi, termasuk, upaya pemerintah dalam memberikan insentif bagi penggunaan kendaraan listrik dan juga subsidi untuk konversi kendaraan bermesin bakar menjadi kendaraan listrik.

Menurutnya, melalui insentif sebanyak Rp10 juta untuk sepeda motor konversi dan Rp7 juta untuk sepeda motor listrik baru diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menghasilkan lingkungan yang lebih bersih. Selain memperhatikan aspek lingkungan, transisi ke kendaraan listrik juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan.

"Dengan adanya insentif dan subsidi dari pemerintah ini, diharapkan industri kendaraan listrik dapat berkembang pesat, menciptakan lapangan kerja baru, dan menggerakkan sektor ekonomi terkait," tuturnya.

Baca juga: PLN ajak masyarakat kurangi emisi karbon lewat kendaraan listrik

Inten juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat dalam mencapai tujuan bersama.

Ia pun menekankan setiap individu dan entitas memiliki peran dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Inten mengatakan meski pemerintah memberikan insentif dan subsidi, peran semua pihak, termasuk swasta, akademisi, dan media sangat penting untuk mendukung transisi tersebut dengan ikut berkontribusi untuk pergeseran dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.

"Dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan," ucap Inten,

Di akhir sesi paparannya, Inten menyampaikan harapan untuk mahasiswa Gerilya Academy sebagai perwakilan generasi muda sebagai pendorong implementasi kebijakan dan tindakan nyata dalam mendukung transisi energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Adik-adik, saya percaya bahwa kalian adalah generasi penerus yang sangat peduli akan masa depan bumi kita, generasi muda yang concern mengenai lingkungan dan kalau kita mau konsisten terhadap lingkungan, kapan lagi (kalau bukan sekarang) kita bisa kontribusi nyata?" katanya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024