Terkait infeksi, anak-anak yang baru lahir banyak meninggal di umur lebih dari dua hari
Samarinda (ANTARA) -
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur melaporkan data terkini kasus kematian ibu dan anak, yakni sebanyak tiga ibu dan 53 anak di provinsi tersebut, terdiri dari bayi (noenatal) usia 0-28 hari, bayi usia 0-12 bulan, dan balita.
 
"Untuk kematian ibu tersebar di Kutai Kartanegara dua orang dan Samarinda satu orang. Sedangkan kematian noenatal sebanyak 23 orang, bayi (0-12 bulan) 28 orang, dan balita dua orang ," Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Rabu.

Baca juga: Pemerintah terus berupaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi
 
Jaya menjelaskan, kematian anak tertinggi berasal dari Kabupaten Berau dengan angka 11 orang untuk bayi dan sembilan orang noenatal. Diikuti Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan angka kematian balita satu orang, serta noenatal dan bayi masing-masing sebanyak tujuh orang.
 
Ia berharap, angka kematian ibu dan anak tidak bertambah lagi, mengingat target nasional untuk kematian bayi baru lahir dan balita adalah 12 per seribu kelahiran.
 
Menurutnya, faktor utama kematian ibu dan anak adalah hamil di usia tua, komplikasi saat persalinan, dan infeksi. Ia menambahkan bahwa banyak bayi yang meninggal karena lahir prematur dan mengalami gangguan sistem pernafasan.
 
"Terkait infeksi, anak-anak yang baru lahir banyak meninggal di umur lebih dari dua hari," katanya.
 
Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya telah meningkatkan layanan program kesehatan ibu dan anak, seperti pemeriksaan ibu hamil, pemberian obat tambah darah, dan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.

Baca juga: Pemkot Pekalongan perkuat jejaring skrining layak hamil
 
Ia juga menjamin bahwa semua ibu hamil yang tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan dapat mendapatkan jaminan persalinan di fasilitas kesehatan terdekat.
 
"Kalau ada risiko tinggi bisa dirujuk ke rumah sakit yang punya alat lengkap, termasuk jaminan bagi mereka yang tidak punya BPJS jadi jangan takut datang ke fasilitas kesehatan. Ada jaminan persalinan," tegasnya.
 
Dinkes Kaltim juga berupaya untuk terus menekan angka kematian ibu akibat melahirkan. Data pada dua tahun terakhir, angka kematian ibu akibat melahirkan pada 2022 sebanyak 73 orang dan 83 orang pada 2023.
 
"Kami menargetkan pada tahun 2024 ini, angka kematian ibu akibat melahirkan bisa turun signifikan dari tahun-tahun sebelumnya dengan peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan dan kapasitas SDM kesehatan di Kalimantan Timur," tuturnya.

Baca juga: Menkes perluas peran bidan hingga level desa tekan angka kematian ibu

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024