Kalau ini bisa kita garap katakanlah satu juta ha per bulan dari optimasi lahan rawa insya Allah kondisi pangan kita pulih
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mulai menggarap potensi besar 10 juta hektare (ha) lahan rawa yang dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi area pertanian yang produktif dan berkelanjutan, sehingga pertanian Indonesia kembali normal.

“Ada beberapa terobosan kita bikin, ada peluang untuk melewati masalah (pertanian) ini, yang pertama adalah kita mencoba menggarap lahan rawa yang ada. Kita punya potensi 10 juta ha, kita garap secara terus-menerus setiap tahun,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Mentan secara virtual pada Seminar Nasional Hasil Riset Penguatan Faktor Input Pertanian dan Reformasi Tata Niaga Pupuk untuk Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan Usaha Pertanian di Jakarta, Selasa (20/2).

Amran menekankan urgensi perhatian terhadap sektor pertanian, mengingat kondisi yang disebabkan fenomena El Nino yang tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga negara-negara lain seperti Thailand.

“Kalau tidak salah satu (atau) dua bulan lalu kami ketemu beberapa duta besar termasuk Thailand juga mereka mengalami hal yang sama terjadi penurunan produksi (pertanian) karena fenomena El Nino,” ucap Amran.

Menurut Amran, optimalisasi penggarapan lahan rawa memiliki potensi besar untuk memulihkan kondisi pertanian Indonesia agar bisa kembali normal dan meningkatkan produksi pangan secara signifikan.

Baca juga: Kementan meregenerasi petani melalui Polbangtan dan PEPI

Baca juga: Mentan permudah petani akses solar subsidi bagi alat mesin pertanian


“Kalau ini bisa kita garap katakanlah satu juta ha per bulan dari optimasi lahan rawa insya Allah kondisi pangan kita pulih, dua (atau) tiga tahun ke depan maksimal tiga tahun, insya Allah kembali seperti semula,” ujar Amran.

Sebagai contoh, Amran mengatakan bahwa Kementerian Pertanian saat ini tengah mempersiapkan konsep kawasan pertanian modern di lahan rawa Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian.

Amran menuturkan bahwa di provinsi tersebut Kementan bersama pemerintah setempat mencoba menggarap lahan seluas 400 ribu hektare. Namun, kata Amran pula, fokus pertama adalah seluas 200 ribu hektare.

“Kawasan ini adalah kawasan betul-betul mulai tanam, sampai pengolahan, panen itu menggunakan teknologi sehingga kita mencoba menggunakan teknologi tinggi. Dan teknologi yang kita gunakan diharapkan sejajar dengan negara negara lain yang sudah maju teknologi nya. Itu mimpi besar kita ke depan,” jelas Amran.

Selain menggarap lahan rawa, Kementerian Pertanian juga mengupayakan intervensi pompanisasi untuk mengairi persawahan sehingga bisa meningkatkan produksi padi.

“Yang kedua kita mencoba optimalisasi lahan di Pulau Jawa yaitu dengan mengoptimalkan sungai sungai seperti Bengawan Solo. Kita melakukan pompanisasi air permukaan atau air tanah kita gunakan. Itu menjangkau sampai 500 ribu ha,” kata Amran.

Amran berharap dengan upaya optimalisasi lahan rawa dan intervensi pompanisasi di sektor pertanian, maka kondisi pertanian Indonesia dapat kembali normal bahkan mencapai swasembada pangan.

Baca juga: Mentan memastikan distribusi pupuk subsidi ke petani tak dipersulit

Baca juga: Kementan dan BRIN kolaborasi lakukan akselerasi tanam


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024